Pada 2000, wabah antraks terjadi di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat,yang diawali dengan terpaparnya sejumlah burung unta di peternakan.
Penyakit itu lalu menyebar dan menular ke 32 orang. Namun dalam peristiwa itu tidak ditemukan korban meninggal dunia.
Sementara itu, masih di Jawa Barat, pada 2001, antraks dilaporkan terjadi di Kabupaten Bogor sebanyak 22 kasus dan dua orang meninggal dunia.
2007
Kejadian Luar Biasa (KLB) antraksterjadi di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur pada 2007. Ketika itu ditemukan 13 orang terpapar dan lima orang meninggal dunia.
2011-2015
Menurut data Kementerian Kesehatan, pada 2011 tercatat 41 orang terpapar antraks dan 22 orang pada 2012.
Sementara pada 2013 jumlahnya turun menjadi 11 orang, namun memakan korban 1 orang meninggal dunia.
Pada 2014, jumlah kasus antraks meningkat menjadi 48 orang dan tiga orang meninggal dunia. Lalu turun drastis di 2015, dimana hanya ditemukan tiga orang yang terkena antraks.
Baca Juga: Gejala dan Penyebab Penyakit Antraks, Ditularkan dari Hewan Ternak!
2016-2018
Pada 2016, wabah antraks ditemukan di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo, serta Jawa Timur dengan jumlah orang yang terpapar sebanyak 52.
Setahun kemudian pada 2017, wabah antraks ditemukan 77 kasus antraks, diantaranya 45 kasus di Gorontalo, 25 kasus di Jawa Timur, empat orang dan satu meninggal di Yogyakarta dan dua orang di Sulsel dan satu orang di NTT.
Sementara pada 2018 terdapat 9 kasus antraks, terbanyak di Jawa Timur 8 kasus dan 1 kasus di Sulawesi Selatan.
2020-2022
Pada 2020, tercatat ada 11 kasus antraks yang memakan korban hewan mati di Yogyakarta dan Gorontalo.