3. Dibunuh Responden
Prof. Achmad Nurmandi kemudian menduga kedua pelaku menjadi responden penelitian dari Redho. Hal itu karena kedua pelaku adalah seorang penjual kerupuk dan pelayan rumah makan yang keseharian aktifitasnya tidak ada hubungan berimbang dengan aktifitas Redho sebagai mahasiswa yang aktif berorganisasi.
"Kemungkinan kedua pelaku ini responden penelitian korban tentang LGBT itu," tutur Prof. Achmad.
4. Pihak UMY Duga R Bukan Gay
Dengan fakta-fakta itu, Achmad menilai Redho bukanlah LGBT. Menurut dia, kebanyakan LGBT berpasangan dengan sosok yang memiliki pekerjaan atau menggeluti bidang yang sama.
"Jadi yang tidak wajar itu begitu, karena ini informasi hanya dari pelaku, korbannya sudah meninggal sehingga kita mencari informasi apa yang dia lakukan termasuk riset," ungkap Achmad.
"Nanti kita kan sedang cari, mendalami, dia sudah masuk ke berapa informan segala macam. Karena laptopnya masih di Polda DIY jadi kita belum tahu (apa yang dilakukan Redho)," lanjutnya.
5. Kecemasan Warga
Sementara itu warga sekitar rumah kos pelaku W yang membunuh Redho jadi cemas. Bahkan tetangga kos pelaku W berniat pindah usai terungkapnya kasus mutilasi Redho tersebut.
Baca Juga: Diduga Sarang LGBT, Rektor UKI Bantah Hutan Kota Cawang di Wilayah Mereka
Diketahui kos W yang jadi tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan Redho berada di lingkungan RT 04 RW 19 Dusun Krapyak, Kecamatan Triharjo, Sleman, Jogja. Ketua RT setempat, Ngatijo mengaku warga merasa takut dan cemas setelah terungkapnya kasus mutilasi Redho. Meski demikian, warga tetap beraktivitas seperti di hari-hari biasanya.