Sejarah Museum Nasional dan Isi Koleksinya, Termasuk Museum Pertama di ASEAN

Minggu, 17 September 2023 | 10:53 WIB
Sejarah Museum Nasional dan Isi Koleksinya, Termasuk Museum Pertama di ASEAN
Museum Nasional atau lazim disebut Museum Gadjah di Jakarta Pusat. [Suara.com/Adhitya Himawan]

Suara.com - Kebakaran terjadi di Museum Nasional atau Museum Gajah yang berada di kawasan Gambir, Jakarta Pusat pada Sabtu (16/9/2023) malam. Penyebab kebakaran diduga karena korsleting arus listrik dari bedeng proyek renovasi. Upaya pemadaman api dilakukan oleh 52 personel dan 13 unit mobil pemadam kebakaran.

Tak lama kebakaran yang terjadi di Museum Nasional pun telah padam sepenuhnya, baik di bagian depan maupun belakang gedung museum. Dikabarkan ada 4 ruangan terbakar dan ruangan pameran tempat penyimpanan barang-barang bersejarah. Simak sejarah Museum Nasional yang alami kebakaran berikut ini.

Sejarah Museum Nasional

Museum Nasional telah lama berdiri di Indonesia, bahkan dilaporkan sebagai museum tertua dan pertama di ASEAN. Dikutip dari laman resmi Museum Nasional, museum ini sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.

Cikal bakal museum Nasional berawal dari berdirinya lembaga penelitian Batavia bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) pada 24 April 1778.

Lembaga itu bertujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan di Belanda pada masa itu. Seorang pendiri lembaga itu yakni JCM Radermacher, menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar yang ketika itu adalah kawasan perdagangan penting di Batavia.

Dia juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang kemudian jadi cikal bakal berdirinya museum serta perpustakaan. Dikarenakan koleksi yang semakin penuh, kemudian diinisiasikan pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai museum yang berlokasi di jalan Majapahit nomor 3.

Sekarang di tempat itu berdiri kompleks gedung Sekretariat Negara, di dekat Istana kepresidenan. Jumlah koleksi milik BG pun terus meningkat hingga museum di Jalan Majapahit tak dapat lagi menampung koleksinya. 

Pada tahun 1862, pemerintah Hindia-Belanda memutuskan untuk membangun gedung museum baru di lokasi yang sekarang yakni Jalan Medan Merdeka Barat No. 12. Akhirnya Museum Nasional pun dibuka untuk umum pada tahun 1868.

Baca Juga: Ditutup Sementara Akibat Kebakaran, Bagaimana Nasib Pengunjung yang Sudah Memesan Tiket Museum Nasional?

Museum Nasional Masa Kini

Ada alasan tersendiri mengapa Museum Nasional dijuluki Museum Gajah. Hal ini karena di halaman depan museum ada sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang pernah berkunjung ke museum tahun 1871.

Museum Gajah menjadi tempat koleksi penyimpanan ragam benda kuno seperti arca, keris, perhiasan, kain hingga banyak benda kuno lainnya

Museum Nasional juga sering disebut Gedung Arca karena di dalamnya memang banyak tersimpan berbagai jenis dan bentuk arca yang berasal dari berbagai periode. Setelah Indonesia Merdeka, museum ini dikelola oleh Pemerintah Indonesia dan dijadikan sebagai Museum Pusat. 

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, No.092/ 0/1979 tanggal 28 Mei 1979, Museum Pusat ditingkatkan statusnya jadi Museum Nasional.

Museum ini menyimpan 190.000-an benda bernilai sejarah yang terdiri dari 7 jenis koleksi yaitu Prasejarah, Arkeologi masa Klasik atau Hindu – Budha, Numismatik dan Heraldik, Keramik, Etnografi, Geografi dan Sejarah.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI