"Estimasi omset transaksi dari seluruh pameran yang akan diselenggarakan tersebut mencapai lebih dari Rp 150 Triliun," kata Andhika.
Menurutnya, terdapat beberapa sektor potensial yang memiliki pasar potensial untuk pengembangan MICE di Jakarta, yaitu bisnis dan keuangan, teknologi dan inovasi, kesehatan dan medis, energi dan lingkungan, serta industri kreatif.
Disparekraf DKI telah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan potensi pengembangan industri MICE. Salah satunya dengan menyusun kebijakan dan regulasi yang berkaitan dengan Standar Operating Procedure (SOP) dalam pengajuan perizinan yang terkait dengan penyelenggaraan acara MICE.
"Seperti izin keramaian, izin usaha, dan perizinan khusus lainnya, perlu dilakukan untuk memastikan kecepatan, transparansi, dan kemudahan berinvestasi dalam industri ini," ungkap Andhika.
Selain itu, Disparekraf DKI juga melakukan evaluasi terhadap standar keamanan dan keselamatan acara MICE, serta meningkatkan koordinasi antara pemerintah daerah, kepolisian, dan penyelenggara acara, untuk memastikan kelancaran serta keamanan acara.
Lebih lanjut, Andhika bersama jajarannya juga mempersiapkan strategi pemasaran dan promosi yang efektif untuk memperluas jangkauan pasar MICE di Jakarta. Pihaknya memaksimalkan media sosial, kampanye branding, mendorong partisipasi dalam pameran internasional, kerja sama dengan asosiasi MICE, dan personalisasi layanan.
Tak sampai di situ, Disparekraf DKI juga ikut mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) lewat pengadaan pelatihan yang dilaksanakan Unit Pengelola Pusat Pelatihan Profesi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (UP P4EKRAF).
Disparekraf DKI juga memiliki bidang industri pariwisata yang bertugas melakukan Monitoring dan Evaluasi Industri MICE di Jakarta. Mekanisme monitoring dan evaluasi yang terkait dengan keberhasilan penyelenggaraan acara MICE di Jakarta, termasuk pengukuran dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dihasilkan oleh industri MICE dapat dilakukan dengan cara pengukuran dampak ekonomi.
"Pengukuran Dampak Sosial Melakukan evaluasi terhadap dampak sosial yang dihasilkan oleh industri MICE, termasuk pengaruhnya terhadap masyarakat lokal, pengembangan sumber daya manusia, dan promosi budaya lokal," pungkasnya.
Baca Juga: Pemprov DKI Kaji Pembatalan Formula E 2024 oleh FIA, Padahal Sudah Bayar Dana Komitmen Rp560 Miliar