Suara.com - Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono tak menampik akan adanya perubahan lanskap media di Indonesia yang begitu signifikan pada 2024.
Menurutnya, ada beberapa poin yang bisa diperhatikan oleh pelaku media, termasuk media-media lokal terkait pengaruh yang dapat mengubah lanskap media ke depan.
Baca Juga:
Viral SBY Makan Mie Instan, Auranya Curi Perhatian: Ditinggal Ibu Ani, Seperti Tak Semangat
Bus Kampanye AMIN Mendadak Dibatalkan, Mardani Ali Sera: Massa Siap Longmarch ke JIS
Hal tersebut dijabarkan Suwarjono dalam Live Streaming Webinar bertajuk 'Pentingnya Melayani Audiens Bagi Media Lokal' melalui YouTube Suara.com pada Senin (29/1/2024).
Selain Suwarjono, tampak ikut berpartisipasi dalam acara yang digelar oleh Suara.com dan IMS tersebut yakni IMS Asia Programme Development Adviser, Emilie Lehmann-Jacobsen, CEO dan Pemimpin Redaksi KaltimToday.co, Ibrahim Yusuf, Pemimpin Redaksi Suara Surabaya Eddy Prastyo serta IMS Country Programme Manager, Eva Danayanti.
Kembali kepada topik, apa saja lima poin yang dimaksud Suwarjono? Berikut penjelasannya:
Baca Juga: LIVE STREAMING: Pentingnya Melayani Audiens Bagi Media Lokal
1. Pengaruh Publisher Right
Publisher Right merupakan regulasi yang diajukan Dewan Pers dan Task Force Media Sustainability untuk melindungi hak pengelolaan media serta penyebaran informasi di era dominasi platform digital dari luar negeri.
Apabila sudah berlaku, maka publisher right bakal menjadi aturan yang mewajibkan platform digital untuk memberi nilai ekonomi pada konten berita dari media lokal dan nasional atau istilah singkatnya ialah royalti atas konten yang dipublikasikan.
Menurut informasi yang diperoleh Suwarjono, regulasi Publisher Right akan ditandatangani Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada 20 Februari 2024 atau bertepatan pada Peringatan Hari Pers Nasional.
Suwarjono menilai, dengan adanya publisher right, maka distribusi traffic media akan kian membaik ke depannya.
"Maka ada harapan bahwa distribusi traffic pasti akan bagus karena sekarang ini di Indonesia, 80 persen traffic itu dari search engine khususnya Google kemudian dari (Google) discover," kata Suwarjono.