Sejarah Di Balik Kenikmatan Bubur Asyura Tiap 10 Muharram

Jum'at, 12 Juli 2024 | 17:09 WIB
Sejarah Di Balik Kenikmatan Bubur Asyura Tiap 10 Muharram
Tradisi memasak bubur Asyura di Kudus, Jawa Tengah, masih dilakukan setiap 10 Muharram. (Dok. ANTARA)

“kumpulkanlah semua perbekalan yang ada pada diri kalian!”. Lalu beliau menghampiri (mereka) dan berkata: “(ambillah) kacang fuul (semacam kedelai) ini sekepal, dan ‘adas (biji-bijian) ini sekepal, dan ini dengan beras, dan ini dengan gandum dan ini dengan jelai (sejenis tumbuhan yang bijinya/buahnya keras dibuat tasbih)”.

Kemudian Nabi Nuh berkata: “pasaklah semua itu oleh kalian!, niscaya kalian akan senang dalam keadaan selamat”. Dari peristiwa ini maka kaum muslimin (terbiasa) memasak biji-bijian.

Kejadian di atas merupakan praktik memasak yang pertama kali terjadi di atas muka bumi setelah kejadian topan. Dan juga peristiwa itu dijadikan (inspirasi) sebagai kebiasan setiap hari Asyura.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI