Lebih jauh, ketika situasi di Indonesia khususnya di Jakarta yang makin menegang, kelompok pemuda menuntut Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan yang terlepas dari pengaruh Jepang.
Namun, tuntutan itu disikapi berbeda terutama oleh golongan tua yang tergabung dalam BPUPKI-PPKI yang dimotori Soekarno dan Hatta.
Dalam situasi yang genting itu, sejumlah kelompok pemuda yang dipimpin Chairul Saleh kemudian menggelar rapat di Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur pada 15 Agustus 1945 pukul 20.30.
Dikutip dari dari Mohammad Hatta, Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 terbitan 1970, dalam rapat itu, mereka sepakat kemerdekaan adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri, tak bisa digantungkan pada orang lain. Segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang harus diputuskan dan sebaliknya diharapkan diadakannya perundingan dengan Soekarno dan Hatta agar mereka diikutsertakan menyatakan proklamasi.
Hasil rapat itu kemudian diserahkan kepada Soekarno serta Hatta. Tapi lagi-lagi sosok dwi tunggal tersebut menolak tegas keinginan dari kelompok pemuda.
Menculik Soekarno
Kemudian pada pukul 00.30 atau menjelang 16 Agustus 1945, para kelompok pemuda kembali menggelar rapat sebagai respon atas tutuntan mereka yang ditolak Soekarno dan Hatta.
Dalam rapat itu tercatat dihadiri Jusuf Kunto, dr Muwardi dari Barisan Pelopor, Shodanco Singgih dari Daidan Peta JakartaSyu serta Sukarni.
Dikutip dari Poesponegoro dan Notosusanto, Sejarah Nasional Indonesia VI terbitan 1992, mereka kemudian sepakat untuk menyingkirkan Soekarno dan Hatta ke luar kota dengan tujuan menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang.
Soekarno dan Hatta kemudian "diculik" dan dibawa ke Rengasdengklok pukul 04.30 waktu Jawa zaman Jepang atau sekira 04.00.
Tak berapa lama, Soekarno dan Hatta dijemput untuk kembali ke kediaman masing-masing di Jakarta.
Setelah melalui berbagai perdebatan dan pertimbangan, diputuskan kemudian kemerdekaan Indonesia harus ditentukan sendiri tanpa bergantung Jepang.
Bertempat di kediaman Laksamana Maeda yang merupakan Kepala Kantor Perhubungan Angkatan laut Jepang dirumuskanlah naskah proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Detik-detik Proklamasi
Menjelang subuh 17 Agustus 1945, Soekarno, Hatta serta Ahmad Subardjo menemui para tokoh pemuda dan tua yang sudah menunggu di serambi muka kediamana Laksamana Maeda.