Profil dan Perjuangan Sukarni, Salah Satu Tokoh Krusial Jelang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Galih Priatmojo Suara.Com
Selasa, 30 Juli 2024 | 20:12 WIB
Profil dan Perjuangan Sukarni, Salah Satu Tokoh Krusial Jelang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Sukarni Kartodiwirjo

Di Bandung inilah momen kali pertama Sukarni bertemu dengan sosok Soekarno yang merupakan pengkadernya.

Di Bandung pula, Sukarni kemudian mengenal Wikana, Asmara Hadi hingga SK Trimurti.

Tahun 1934, Sukarni didapuk menjadi Ketua Pengurus Besar Indonesia Muda.

Dua tahun berselang, gerakannya dicurigai oleh pemerintah Belanda. Ia dan sejawatnya sempat digerebek oleh pemerintah kolonial ketika menggelar pertemuan.

Sukarni berhasil lolos dari sergapan dan menghilang dalam beberapa tahun. Tapi menjelang Jepang masuk ke Indonesia, pemerintah kolonial Belanda mampu menangkap Sukarni dan kawan-kawannya di Balikpapan. Mereka kemudian dibawa ke Samarinda.

Hanya saja penangkapan itu tak berlangsung lama, Sukarni dan sejawatnya dibebaskan ketika Jepang mengambilalih kekuasaan di Indonesia.

Di masa pendudukan Jepang, Sukarni sempat bekerja di kantor berita Antara yang didirikan Adam Malik.

Di masa inilah Sukarni kemudian bertemu Tan Malaka. Di kemudian hari Sukarni menjadi ketua umum partai bentukan Tan Malaka yakni Partai Murba.

Pada 1943, bersama Chairul Saleh, Sukarni memimpin Asrama Pemuda di Menteng 31, di sini ia giat mengasah para pemuda untuk berjuang memerdekakan Indonesia.

Baca Juga: Profil dan Biodata Naura Ayu, Dapat Dukungan Warganet Pasca Jatuh saat Catwalk di Panggung JF3

Peristiwa Rengasdengklok

Ketika Jepang menyatakan menyerah atas sekutu, kelompok pemuda yang dipimpin Sukarni mendesak Soekarno dan Hatta segera memproklamirkan kemerdekaan.

Kala itu, Soekarno dan Hatta menolak dan keukeuh menunggu janji Jepang yang akan menghadiahkan kemerdekaan kepada Indonesia.

Mengingat situasi yang mendesak, kelompok Sukarni pun melakukan "penculikan" terhadap Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok dengan tujuan menghindarkan dua tokoh pergerakan itu dari pengaruh Jepang.

Setelah sempat terjadi perdebatan sengit, Soekarno dan Hatta kemudian sepakat untuk merumuskan naskah proklamasi bertempat di kediaman Laksamana Maeda pada 16 Agustus 1945.

Sehari kemudian tepat pada hari Jumat 17 Agustus 1945 atas kesepakatan seluruh elemen pemuda dan golongan tua, Soekarno dan Hatta membacakan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia di kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur nomor 56.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI