Berniat Bikin Partai Politik, Anies Bakal Ikuti Jejak Sang Kakek AR Baswedan?

Chandra Iswinarno Suara.Com
Sabtu, 31 Agustus 2024 | 11:06 WIB
Berniat Bikin Partai Politik, Anies Bakal Ikuti Jejak Sang Kakek AR Baswedan?
Kolase AR Baswedan dan Anies Baswedan. [Suara.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sosok AR Baswedan memiliki andil penting untuk membidani lahirnya Partai Arab Indonesia (PAI) pada Tahun 1937. Mulanya PAI merupakan akronim Persatuan Arab Indonesia yang dicetuskan pada tahun 1934.

Menurut Ensiklopedia Kemdikbud, terbentuknya PAI diawali dari gagasan pemuda Arab mengenai nasionalisme yang diwujukan dalam Konferensi Peranakan Arab Indonesia di Semarang pada 3-5 Oktober 1934.

AR Baswedan turut menjadi pemrakarsa bersama Nuh Al-Kaff, jurnalis yang bekerja di Matahari dan Pewarta Arab. Kemudian ada Hoesin Bafagieh dan A Miskati dari Zaman Baroe yang juga berperan aktif dalam konferensi.

Konferensi itu kemudian melahirkan Sumpah Pemuda Arab yang berisi tiga pernyataan sikap, yaitu tanah air peranakan Arab adalah Indonesia, peranakan Arab harus meninggalkan kehidupan menyendiri (mengisolasi diri), dan peranakan Arab harus memenuhi kewajibannya terhadap tanah air dan bangsa Indonesia.

Potret Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan, Kakek Anies Baswedan yang Seorang Pahlawan Nasional (Instagram/@srikandioposisi)
Potret Abdurrahman Baswedan atau AR Baswedan, Kakek Anies Baswedan yang Seorang Pahlawan Nasional (Instagram/@srikandioposisi)

Dalam sebuah artikel berjudul 'AR Baswedan Keturunan Arab-Indonesia yang Mengakui Indonesia Sebagai Tanah Airnya', Suratmin menuliskan bahwa peserta yang hadir dalam konferensi tersebut merupakan tokoh-tokoh peranakan yang menjadi 'unsur' dalam Perkumpulan Arab yang saling bertentangan satu dengan lainnya.

"Peristiwa tersebut tidak hanya menggemparkan seluruh lapisan masyarakat Arab saja, tetapi juga pemerintah kolonial dan kaum nasionalis," tulisnya dalam artikel tersebut.

Saat itu, masyarakat Arab peranakan dan totok pada umumnya menentang, sebagian lainnya memilih menunggu dan sebagian lainnya bersimpati.

Golongan yang menaruh simpati tersebut jumlahnya sedikit. Kebanyakan mereka berdiri netral di antara Al-Irsyad dan Arrabitah, ada tokohnya ada pula
peranakannya.

"Pihak Al-Irsyad dan Arrabitah seolah-olah bergandengan tangan menghadapi 'persatuan' baru yang dianggap berbahaya itu."

Baca Juga: Anies Ngaku Lega Tidak Ikut Kontestasi Pilkada 2024: Hikmah Besar akan Muncul

Meski diinisiasi Arab peranakan, PAI yang telah berubah menjadi partai politik dengan cepat berkembang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI