Dari segi sumber daya manusia, Bulog juga rutin mengadakan pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan karyawan, serta menarik talenta baru yang berpengalaman di bidang manajemen logistik dan distribusi. Tak hanya itu, Bulog telah melakukan corporate branding dengan memperkenalkan logo dan jargon baru, yakni 'mengantarkan kebaikan'. Corporate branding ini sejalan dengan peran Bulog sebagai kepanjangan pemerintah yang menangani stabilisasi harga pangan hingga penyaluran bantuan sosial.
"Perum Bulog telah melakukan berbagai transformasi ini untuk meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan," ujar Sonya dalam keterangannya kepada Suara.com, Rabu (9/10/2024).
![Pegawai Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) meninjau ruang 'Program Mobile Logic Control' di Modern Rice Milling Plant (MRMP) atau penggilingan padi/gabah modern di Kendal, Jawa Tengah, Rabu (5/1/2022). [Suara.com/Angga Budhiyanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/01/05/19382-pembangunan-modern-rice-milling-plant-bulog-di-kendal.jpg)
Sonya menjelaskan, Bulog telah merancang target transformasi dapat terealisasi sempurna pada 2029 sesuai dengan Rencana Jangka Panjang Perum Bulog yang telah dirumuskan. Untuk mencapai target tersebut, Bulog telah menetapkan tujuan berdasarkan tiga pilar utama dan launch pads pendukung.
Pilar pertama adalah leading Public Service Obligation (PSO) vehicle untuk mendukung pemerintah memastikan ketersediaan, keterjangkauan pangan bagi konsumen dan mendukung kesejahteraan petani. Untuk mencapainya, Bulog akan melakukan pemanfaatan neraca pangan gabungan berbasis Artificial Intelligence, realisasi closed loop farming atau membina petani lokal untuk mendapatkan beras berkualitas dengan offtake 500.000 hektar lahan pertanian, mengembangkan kemitraan pasokan luar negeri yang seluruhnya ditargetkan bisa diimplementasikan pada tahun 2029.
“Di tahun 2025 ini akan diluncurkan Super Apps BULOG Klik, penggabungan dan pengembangan aplikasi My RPK dan Klik SPHP untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen,” ungkap Sonya.
Pilar kedua adalah supply chain 4.0 backbone dengan melakukan optimalisasi dan digitalisasi operasi rantai pasok ketersediaan pangan melalui penerapan WMS dan pembangungan Supply Chain Control Tower (SCTT) yang sepenuhnya akan bisa terimplementasi di tahun 2029.
Ketiga yakni commercial PSO booster dengan mengembangkan portofolio yang melengkapi PSO, menyeimbangkan profitabilitas secara berkelanjutan dan tanggung jawab sosial, melalui antara lain: optimasi utilitas SPP, penguatan bisnis padi jagung kedelai, penerapan strategi cross sell hingga program customer engagement dan customer retention yang sepenuhnya akan terimplentasi secara bertahap hingga 2029.
Adapun launch pads pendukungnya yakni mempersiapkan transformasi inti dan memenuhi kebutuhan bisnis untuk mencapai tujuan yaitu melalui penguatan manajamen risiko yang unggul dan penerapan budaya risiko yang mulai diimplentasikan sepenuhnya di tahun 2025.
“Selain itu dilakukan penyempurnaan sistem, proses, tools dan kapabilitas SDM juga sudah mulai tahun 2024 dan terus bertahap hingga 2029,” imbuh Sonya.

Selain berhasil meningkatkan kualitas beras, transformasi Bulog juga berdampak positif pada kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan Perum Bulog, pendapatan Perum Bulog yang diperoleh dari segmen pelayanan publik (PSO), dan segmen Komersial dilaporkan mengalami peningkatan signifikan. Pendapatan Perum Bulog tahun 2023 tercatat sebesar Rp46,07 triliun yang terdiri atas pendapatan PSO sebesar Rp33,2 triliun dan sektor komersial sebesar Rp12,8 triliun. Jumlah pendapatan ini meningkat signifikan 74,25 persen dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp26,44 triliun yang terdiri atas pendapatan PSO sebesar Rp16,9 triliun dan komersial sebesar Rp9,4 triliun. Sementara itu, pada tahun 2021 Perum Bulog membukukan pendapatan sebesar 21,96 triliun yang terdiri atas pendapatan PSO sebesar Rp12,6 triliun dan komersial sebesar Rp9,33 triliun.