Namun, sebagian lainnya memilih membantu dari perantauan. Sabreen, seorang arsitek berusia 36 tahun, menuturkan, “Yang dibutuhkan adalah keahlian dan dana. Semua itu bisa kami kumpulkan dari sini untuk sementara waktu.”
Di balik kebahagiaan ini, seruan agar Assad diadili di Mahkamah Internasional pun menggema.
“Dia harus mempertanggungjawabkan pembunuhan dan penyiksaan yang dilakukannya selama 13 tahun,” tegas Sabreen.
Kebebasan yang Dinantikan
Perayaan ini menandai momen bersejarah bagi jutaan warga Suriah yang selama bertahun-tahun terjebak dalam konflik dan pengungsian. Pekikan “Suriah milik kita, bukan milik keluarga Assad!” menjadi simbol perlawanan dan harapan baru bagi masa depan yang bebas dan damai.
Di tengah euforia ini, tantangan masih membayangi. Namun bagi warga Suriah di seluruh Eropa, hari tersebut adalah hari kebebasan yang dinantikan selama bertahun-tahun.
“Hari ini kami menang, dan kami akan membangun Suriah yang lebih baik,” seru Ahmad al-Hallabi, seorang mekanik asal Aleppo, di tengah kerumunan Berlin yang penuh sukacita.