Yoon, presiden ekonomi terbesar keempat di Asia, berharap sekutu politik akan bersatu untuk mendukungnya, tetapi pernyataan berapi-api itu tampaknya mendapat tanggapan beragam di antara anggota parlemen PPP.
Sebuah jajak pendapat Gallup Korea pada hari Jumat menemukan dua pertiga pendukung partai Yoon menentang pemakzulan, meskipun tiga perempat dari semua responden mendukungnya.
Para pengunjuk rasa yang menyerukan pemakzulan Yoon mulai berkumpul di dekat gedung parlemen pada hari Sabtu, sementara unjuk rasa sayap kanan pro-Yoon di pusat kota Seoul akan dimulai pada sore hari.
Beberapa selebritas K-pop mengecam Presiden dan berencana untuk menyumbangkan makanan dan minuman bagi mereka yang berpartisipasi dalam unjuk rasa untuk menuntut pemakzulan Yoon.
Orang-orang telah menggunakan aplikasi pengiriman untuk memesan makanan dan kopi terlebih dahulu bagi para pengunjuk rasa.
Terpilih pada tahun 2022, Yoon disambut secara luas di Washington dan ibu kota Barat lainnya karena retorikanya yang membela demokrasi dan kebebasan global, tetapi para kritikus mengatakan bahwa hal itu menutupi masalah yang berkembang di dalam negeri.
Ia berselisih dengan anggota parlemen oposisi yang ia sebut sebagai "kekuatan anti-negara," dan organisasi kebebasan pers telah mengkritik pendekatannya yang keras terhadap liputan media yang dianggapnya negatif.
Krisis dan ketidakpastian yang terjadi telah mengguncang pasar keuangan dan mengancam akan merusak reputasi Korea Selatan sebagai kisah sukses demokrasi yang stabil.
Saham Korea Selatan naik untuk sesi keempat berturut-turut pada hari Jumat di tengah harapan bahwa ketidakpastian politik akan mereda setelah pemungutan suara pemakzulan parlemen akhir pekan ini.
Baca Juga: Presiden Yoon Suk Yeol Terancam, Unjuk Rasa Besar-besaran Bakal Terjadi di Korsel