Kaleidoskop 2024: Rentetan Masalah Polusi, Banjir, dan Kemacetan Masih Terjadi di Jakarta

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Selasa, 31 Desember 2024 | 08:05 WIB
Kaleidoskop 2024: Rentetan Masalah Polusi, Banjir, dan Kemacetan Masih Terjadi di Jakarta
Sejumlah warga melintasi genangan banjir di Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. [ANTARA FOTO/Prabanndaru Wahyuaji].

Suara.com - Banyak masalah tahunan masih kerap melanda Jakarta pada tahun 2024. Mulai dari banjir, polusi udara, hingga macet masih dirasakan oleh masyarakat Ibu Kota.

Banjir di Jakarta masih terjadi karena adanya tiga faktor, yakni curah hujan ekstrem, air kiriman dari daerah hulu, dan pasang air laut alias rob.

Kemudian, beberapa kejadian macet parah juga cukup menarik perhatian selama 2024. Kebanyakan penyebab kemacetan parah di Jakarta adalah karena adanya pekerjaan galian di pinggir jalan yang memakan badan jalan.

Di samping itu, jumlah kendaraan di Jakarta sudah jauh melampaui kapasitas jalan di Jakarta. Untuk itu, Pemprov tengah mengerjakan berbagai proyek angkutan umum agar warga beralih dari kendaraan pribadi.

Polusi udara juga masih menjadi isu yang disorot setiap tahunnya. Hampir setiap kali musim kemarau melanda Indonesia, Jakarta akan menduduki peringkat satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia dalam berbagai kesempatan.

Berikut ini berbagai berita menarik mengenai persoalan Jakarta yang dirangkum dalam Kaleidoskop 2024.

Warga beraktivitas di tengah banjir yang menggenang di wilayah Kebon Pala, Jakarta, Kamis (28/11/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Warga beraktivitas di tengah banjir yang menggenang di wilayah Kebon Pala, Jakarta, Kamis (28/11/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
  • Banjir Jakarta

Hujan deras mengguyur wilayah Jakarta dan sekitarnya pada Rabu (14/2/2024) bertepatan dengan hari pemungutan suara Pemilu 2024. Hujan turun sejak dini hari dan masih berlangsung hingga pukul 06.40 WIB.

Akibatnya, sejumlah wilayah di Jakarta dihantui banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI sendiri mencatat sudah ada tiga RT yang terendam air saat itu. Ketinggian air yang membanjiri tiga RT itu beragam dari 60 sentimeter hingga 1,2 meter.

"BPBD mencatat genangan mengalami kenaikan dari 1 RT menjadi 3 RT atau 0.009 persen dari 30.772 RT," ujar Kepala Pelaksana BPBD DKI, Isnawa Adji kepada wartawan, Rabu (14/2/2024).

Baca Juga: Cek Fakta: Video Qodari Marah Lantaran Ridwan Kamil Kalah di Pilkada Jakarta

Selain tiga RT, enam ruas jalan juga kebanjiran dan menghambat laju lalu lintas.

Pada 21 Februari, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta menyatakan bakal menggelar pemilihan ulang di 17 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di kelurahan Kelapa Gading dan Sunter Jaya, Jakarta Utara yang terendam banjir saat hari pencoblosan.

  • Sumur Resapan Peninggalan Anies Tuai Polemik di Era Heru Budi

Program sumur resapan yang diinisiasi oleh eks Gubernur Anies Baswedan sempat menuai polemik saat masa kepemimpina Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono. Heru dianggap menutup berbagai sumur resapan demi menghilangkan jejak Anies di Jakarta.

Isu ini diunggah oleh akun X bernama @malika6027. Akun itu mengunggah potongan berita mengenai pemberian tutup pada sumur resapan serta foto banjir yang disebut merupakan hasil dari penutupan drainase vertikal itu.

Akun itu pun menyalahkan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang disebutnya malah membuat banjir di Jakarta makin parah.

Menanggapi hal ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air Ika Agustin Ningrum membantah isu tersebut.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI