Rekor! Perusahaan AS Berbondong-bondong Tinggalkan China di Tengah Perang Dagang

Bella Suara.Com
Rabu, 29 Januari 2025 | 16:29 WIB
Rekor! Perusahaan AS Berbondong-bondong Tinggalkan China di Tengah Perang Dagang
bendera China [antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ketidakpuasan terhadap kebijakan ekonomi China tidak hanya dirasakan oleh perusahaan AS, tetapi juga oleh investor Eropa. Sebuah laporan dari Kamar Dagang Uni Eropa di China menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan Eropa mulai melihat risiko berinvestasi di China sebagai sesuatu yang bersifat permanen.

Sebanyak 44% anggota Kamar Dagang Uni Eropa di China memperkirakan prospek keuntungan yang suram, dipengaruhi oleh isu regulasi, keterbatasan akses pasar, serta ketimpangan dalam kebijakan pengadaan pemerintah.

Sejalan dengan tren ini, negara-negara seperti Jerman juga mulai mempertimbangkan ulang hubungan ekonominya dengan China. Friedrich Merz, kandidat kuat kanselir Jerman, bahkan memperingatkan perusahaan-perusahaan Jerman akan risiko tinggi berbisnis di China, menyebut negara tersebut sebagai bagian dari “poros otokrasi” yang tidak tunduk pada prinsip hukum internasional.

Di tengah eksodus perusahaan-perusahaan asing dari China, India dan negara-negara Asia Tenggara berpotensi menjadi tujuan investasi baru. Baru-baru ini, raksasa teknologi IBM mengumumkan penutupan operasi risetnya di China setelah hampir 25 tahun beroperasi. Laporan menyebutkan bahwa perusahaan ini berencana memperluas operasinya di India.

Dengan semakin banyaknya perusahaan AS dan Eropa yang meninggalkan China, negara-negara seperti India, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Indonesia memiliki peluang besar untuk menarik investasi baru. Dalam situasi ini, negara-negara tersebut harus mampu menyediakan kebijakan yang menarik bagi investor untuk memastikan bahwa mereka dapat menjadi pusat pertumbuhan industri global yang baru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI