AS dan Ukraina Bakal Tandatangani Kesepakatan Mineral, Emang Udah Baikan?

Bella Suara.Com
Rabu, 05 Maret 2025 | 09:07 WIB
AS dan Ukraina Bakal Tandatangani Kesepakatan Mineral, Emang Udah Baikan?
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat terlibat cekcok dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Ruang Oval. (tangkapan layar/x)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tidak jelas apakah isi kesepakatan telah berubah. Sebelumnya, perjanjian tersebut tidak mencantumkan jaminan keamanan eksplisit bagi Ukraina, tetapi memberikan akses bagi AS terhadap pendapatan sumber daya alam Ukraina. Kesepakatan itu juga menetapkan bahwa 50% dari hasil monetisasi sumber daya alam Ukraina akan dialokasikan ke dalam dana investasi rekonstruksi yang dikelola bersama oleh AS dan Ukraina.

Pada Senin, Trump mengindikasikan bahwa ia tetap terbuka untuk melanjutkan kesepakatan tersebut, dengan mengatakan kepada wartawan bahwa Ukraina harus lebih menghargai.

"Negara ini telah mendukung mereka dalam suka dan duka," ujar Trump. 

"Kita telah memberi mereka lebih banyak dibandingkan negara-negara Eropa, padahal seharusnya Eropa yang memberikan lebih banyak dari kita." katanya.

Sementara itu, Prancis, Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya dikabarkan siap mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina jika terjadi gencatan senjata, tetapi mereka menginginkan dukungan dari AS sebagai "backstop." Namun, Moskow telah menolak proposal pengerahan pasukan penjaga perdamaian ini.

Daniel Fried, mantan pejabat senior Gedung Putih dan mantan duta besar untuk Polandia, menilai bahwa kesepakatan mineral ini memang mengalami proses yang sulit. Namun, jika berhasil, hal ini akan menjadi dua kemenangan besar bagi Trump—yakni pernyataan penyesalan dari Zelenskyy dan kesepakatan Inggris serta Prancis untuk berperan lebih aktif dalam keamanan Ukraina.

"Trump bisa dan seharusnya mengambil kemenangan ini. Ia bisa mengatakan bahwa ia telah berhasil membuat Eropa lebih berani dalam menangani isu keamanan mereka sendiri, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Fried, yang kini menjadi anggota Atlantic Council.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI