Ngotot Minta Dibebaskan, Eksepsi Tom Lembong: Dakwaan Jaksa Bisa Disebut Kriminalisasi Hukum!

Kamis, 06 Maret 2025 | 15:26 WIB
Ngotot Minta Dibebaskan, Eksepsi Tom Lembong: Dakwaan Jaksa Bisa Disebut Kriminalisasi Hukum!
Tom Lembong saat menjalani sidang kasus impor gula di Pengadilan Tipikor Jakarta. (Suara.com/Dea)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengacara Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong, Ari Yusuf Amir langsung membacakan eksepsi kliennya setelah jaksa penuntut umum (JPU) membacakan dakwaan dalam sidang perdana kasus dugaan korupsi impor gula di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (6/3/2025). Dalih eksepsi itu dibackan karena Tom Lembong dianggap sudah terlalu lama berada dalam tahanan usai berstatus sebagai tersangka. 

“Mengingat cukup lamanya perkara penyidikan ini dan terdakwa sudah ditahan 4 bulanan,” kata Ari dalam sidang.

Dalam eksepsinya, Ari menyebut dakwaan yang disampaikan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Agung (Kejagung) tidak jelas.

“Apa yang menjadi dakwaan jaksa hari ini bisa disebut sebagai kriminalisasi hukum, terutama terkait dengan kebijakan Menteri Perdagangan,” ucap Ari.

“Jika kriminalisasi seperti ini terus berlanjut, maka jangan heran jika akan muncul ketidakpastian hukum, baik yang terjadi saat ini, maupun di hari yang akan datang,” tambah dia.

Dengan begitu, Ari meminta majelis hakim untuk tidak menerima seluruh dakwaan yang dibacakan oleh JPU dan membebaskan Tom Lembong dari tahanan.

Pengacara terdakwa Tom Lembong saat membacakan eksepsi untuk menepis dakwaan jaksa penuntut umum. (Suara.com/Dea)
Pengacara terdakwa Tom Lembong saat membacakan eksepsi untuk menepis dakwaan jaksa penuntut umum. (Suara.com/Dea)

“Membebaskan terdakwa dari tahanan seketika setelah putusan sela dibacakan,” ujar Ari.

“Memerintahkan penuntut umum membebaskan terdakwa dari tahanan seketika setelah putusan sela dibacakan,” lanjut dia.

Tak hanya itu, Ari juga meminta JPU agar membersihkan dan merehabilitasi nama baik kliennya usai dibebaskan.

Baca Juga: Kasus Impor Gula Rugikan Negara Rp515,4 Miliar, Dakwaan Jaksa: Tom Lembong Tak Memperkaya Diri Sendiri

Dakwaan Jaksa

Sebelumnya, Tom Lembong didakwa merugikan keuangan negara sebanyak Rp 515,4 miliar (Rp 515.408.740.970,36) dalam kasus dugaan korupsi impor gula pada 2015-2016. 

Jaksa menjelaskan angka tersebut merupakan bagian dari total kerugian keuangan negara akibat perkara ini yang mencapai Rp 578,1 miliar (Rp 578.105.411.622,47) berdasarkan laporan hasil audit penghitungan kerugian keuangan negara atas dugaan tindak pidana korupsi dalam kegiatan importasi gula di Kementerian Perdagangan Tahun 2015-2016 Nomor PE.03/R/S-51/D5/01/2025 tanggal 20 Januari 2025 dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia (BPKP RI).

Diketahui, jaksa mendakwa Mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong mengizinkan sejumlah perusahaan untuk melakukan impor gula kristal mentah (GKM).

Secara terperinci, jaksa menyebut izin tersebut diberikan kepada Tony Wijaya NG melalui PT Angels Products, Then Surianto Eka Prasetyo melalui PT Makassar Tene, Hansen Setiawan melalui PT Sentra Usahatama Jaya, Indra Suryaningrat melalui PT Medan Sugar Industry, Eka Sapanca melalui PT Permata Dunia Sukses Utama, Wisnu Hendraningrat melalui PT Andalan Furnindo, Hendrogiarto A Tiwow melalui PT Duta Sugar International, dan Hans Falita Hutama melalui PT Berkah Manis Makmur.

Sidang perdana kasus impor gula Tom Lembong di Pengadilan Tipikor Jakarta. (Suara.com/Dea)
Sidang perdana kasus impor gula Tom Lembong di Pengadilan Tipikor Jakarta. (Suara.com/Dea)

“Mengimpor Gula Kristal Mentah (GKM) untuk diolah menjadi Gula Kristal Putih (GKP) padahal mengetahui perusahaan tersebut tidak berhak mengolah Gula Kristal Mentah (GKM) menjadi Gula Kristal Putih (GKP) karena perusahaan tersebut merupakan perusahan gula rafinasi,” kata jaksa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (6/3/2025).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI