Pada tahun 2019, Yuddy diangkat sebagai Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 30 April 2019.
Di bawah kepemimpinannya, Bank BJB mengalami pertumbuhan yang signifikan, dengan fokus pada pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Jawa Barat.
Diketahui Yuddy memiliki visi untuk meningkatkan modal inti Bank BJB sehingga mencapai kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV, yaitu bank dengan modal inti lebih dari Rp30 triliun.
![Profil mantan Direktur Utama, Yuddy Renaldi [ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/13/47313-profil-mantan-direktur-utama-yuddy-renaldi-ist.jpg)
Pengunduran Diri Mendadak
Pada 4 Maret 2025, Yuddy Renaldi mengajukan pengunduran diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama Bank BJB, dengan alasan pribadi.
Pengunduran diri ini terjadi di tengah penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan korupsi dana iklan Bank BJB senilai Rp200 miliar selama periode 2021-2023.
Manajemen Bank BJB telah menerima surat pengunduran diri tersebut dan akan membahasnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024.
Selama masa kepemimpinannya, Yuddy berperan penting dalam transformasi Bank BJB menjadi salah satu bank daerah terkemuka di Indonesia.
Fokusnya pada pemberdayaan UMKM sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk memperkuat sektor ini sebagai pilar utama perekonomian.
Baca Juga: KPK Sebut Penggeledahan Rumah Ridwan Kamil Jadi Prioritas Utama dalam Mengusut Kasus BJB
Selain itu, upayanya dalam meningkatkan modal inti bank menunjukkan komitmennya untuk membawa Bank BJB ke tingkat yang lebih tinggi dalam industri perbankan nasional.