Suara.com - Sejumlah massa demonstran tolak RUU TNI di Gedung DPRD Kota Malang mengalami luka-luka. Demo yang berujung ricuh ini juga mengakibatkan da beberapa personel TNI dan Polri yang menjaga proses unjuk rasa pada Minggu, (23/3/2025) itu terluka.
Terkait itu, Ketua DPRD Kota Malang Amitya Ratnanggani Sirraduhita menyayangkan adanya korban luka-luka dalam demonstrasi ini.
Menurutnya penyampaian pendapat tentang penolakan RUU TNI seharusnya bisa dilakukan dengan dialog bersama perwakilan legislator Kota Malang.
“Saya sangat menyayangkan karena ada korban. Saya tidak melihat sisi ini begini sisi ini begitu tetapi secara keseluruhan ada aksi yang berbentuk korban ini saya yang sangat menyayangkan. Korban dari manapun kami sayangkan,” ujar Amithya seperti dikutip dari Beritajatim.com - jaringan Suara.com, Senin (24/3/2025).
Selain korban luka, Amithya menyebut ada 2 ruangan yang terbakar yakni pos satpam dan gudang arsip yang berada di sisi utara Gedung DPRD Kota Malang. Kebetulan lokasi gedung berada di dekat kerumunan massa aksi.
Kebakaran sendiri diduga karena lemparan benda menyerupai molotov hingga ban bekas yang telah dibakar. Hingga kini DPRD Kota Malang masih melakukan identifikasi dan inventarisir dampak dari kebakaran ini.
“Kalau untuk barang kita itu kan bisa tambal sulam, tapi kalau nyawa ini kan tidak bisa diganti. Maksudnya kan membahayakan tidak hanya para pendemo tapi aparat yang mengamankan," kata Politisi PDI Perjuangan itu
"Jadi penyampaian aspirasi itu kan bisa disampaikan dengan berbagai bentuk,” Amithya menambahkan.
Lebih lanjut, Amithya menyebut perwakilan DPRD Kota Malang akan mengunjungi dan melihat kondisi pendemo maupun aparat yang dilaporkan terluka dan tengah menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan untuk demonstran yang diamankan polisi dia serahkan pada pihak yang berwajib.
Baca Juga: Sejarah Gedung DPR, Dibangun Pakai Uang Siapa?
“Untuk yang diamankan kami serahkan kepada petugas yang berwajib, artinya kita kan punya tugas masing-masing. Untuk teman-teman yang menjadi korban insya Allah kita akan visit untuk melihat kondisinya baik itu dari TNI polisi maupun pendemo,” ujar Amithya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, 6 aparat TNI dan Polri mengalami luka-luka. Sedangkan laporan dari jejaring kolektif masyarakat sipil dalam Aliansi Suara Rakyat (ASURO) jumlah demonstran yang dilarikan ke rumah sakit sebanyak 7 orang tersebar di sejumlah rumah sakit di Kota Malang.

Sebelumnya DPRD Kota Malang, Jawa Timur siap menampung seluruh aspirasi dari massa demonstrasi terhadap Undang-Undang (UU) TNI yang dilaksanakan di kawasan Alun-Alun Tugu atau depan gedung lembaga terkait, pada Minggu.
"Kami siap menerima, kami siap menampung. Pada prinsipnya, kami siap untuk membangun narasi bersama menyuarakan usulan dan kami suarakan," kata Wakil Ketua DPRD Kota Malang Rimzah di Kota Malang seperti diberitakan Antara.
Rimzah menyebut perwakilan DPRD Kota Malang sudah menyiapkan diri membuka ruang audiensi bersama para massa aksi, tetapi hal itu tak jadi dilakukan lantaran situasi yang tak kondusif.
"Kami ada tujuh fraksi di gedung dewan akan menemui masa dan teman-teman sudah memberikan ruang tapi tidak ada titik temu," ucapnya.