Suara.com - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU Ciceri, Kota Serang, Provinsi Banten terpaksa menghentikan operasionalnya setelah beredar dugaan bahwa bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertamax yang dijual di lokasi tersebut telah tercampur dengan zat lain.
Dugaan SPBU Ciceri jugal Pertamax oplosan muncul setelah warga menemukan Pertamax yang dijual memiliki warna hitam pekat, berbeda dari warna biasanya. Sejumlah ojek online atau Ojol pun mengeluhkan kerusakan mesin motor mereka.
Dilansir dari Bantennews (Jaringan Suara.com), dugaan SPBU Ciceri menjual Pertamax oplosan bermula setelah seorang warga memprotes dugaan pencampuran bahan bakar itu. Sejumlah ojol yang mengisi bensin di SPBU tersebut mengalami masalah pada motornya usai mengisi bahan bakar di lokasi tersebut.
SPBU Ciceri dengan nomor 34.421.13 itu kemudian menghentikan layanannya. Sebuah spanduk bertuliskan 'SPBU ini sedang dalam pembinaan untuk pelayanan yang lebih baik' kini terpasang di area tersebut.
Salah satu petugas SPBU yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan seluruh pegawai belum menerima informasi pasti terkait penutupan tersebut.
![Handle Nozle SPBU Ciceri dipasangi police line atau garis polisi. [Rasyid/BantenNews]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/28/55720-handle-nozle-spbu-ciceri-dipasangi-police-line-atau-garis-polisi-rasyidbantennews.jpg)
"Saya kurang tahu pasti, petugas lainnya sedang di Polda Banten. Penutupan ini sudah berlangsung sekitar tiga atau empat hari yang lalu, mungkin sejak Senin," katanya dikutip dari Bantennews (jaringan Suara.com), Jumat (28/3/2025).
Kata dia, pihak SPBU Ciceri belum mendapatkan kejelasan dari pihak kepolisian terkait dugaan penjualan Pertamax oplosan itu.
"Dari pihak kami belum ada yang ditanyai, jadi belum bisa bicara banyak. Dugaan pengoplosan ini memang sedang ramai dibicarakan, tapi dari Polda Banten sendiri belum ada keterangan pasti," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Banten, Kombes Pol Didik Hariyanto mengungkapkan, penyelidikan masih terus dilakukan oleh Ditreskrimsus Polda Banten.
Baca Juga: Mayoritas SPBU Pertamina di Jalur Mudik, Konsumsi Pertalite-Pertamax Tetap Naik
Kata Didik, pihak berwenang kini masih menunggu hasil uji laboratorium terhadap sampel Pertamax yang diperiksa di laboratorium Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara.
"Jadi nanti setelah hasil laboratorium dicek hasilnya bagaimana itu menentukan proses penyelidikan tahap selanjutnya," ungkap Didik menjelaskan sampel Pertamax di SPBU tersebut tengah diperiksa.
Didik memastikan hingga kini operasional SPBU Ciceri tetap dihentikan hingga ada kepastian dari hasil uji lab Pertamax dari SPBU tersebut.
"Saat ini kami masih dalam tahap penyelidikan, hasilnya masih menunggu uji laboratorium," pungkasnya.
Warga dan Ojek Online Keluhkan Kendaraan Rusak
Dugaan pencampuran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau SPBU Ciceri, Kota Serang, Banten menjadi perbincangan masyarakat.
Sejumlah warga dan pengendara ojek online (ojol) mengeluhkan kendaraan mereka mengalami kerusakan hingga mati mesin setelah mengisi bahan bakar di SPBU Ciceri tersebut.
Beberapa pengendara melaporkan mesin kendaraannya yang tiba-tiba mati dan mengalami gangguan ringan setelah menggunakan Pertamax yang diduga telah tercampur dengan zat lain.
Dugaan kasus Pertamax oplosan ini semakin ramai diperbincangkan usai salah seorang warga penjual bensin eceran menemukan warna bahan bakar jenis Pertamax tersebut tampak berbeda dari biasanya.
Seorang warga sekaligus pedagang di sekitar SPBU, David mengungkapkan, kejadian tersebut bermula saat seorang penjual bensin eceran mendatangi SPBU sambil membawa botol berisi Pertamax hasil pembeliannya di SPBU Ciceri.
"Sekitar empat hari lalu setelah Isya, warga seperti penjual eceran datang yang membawa botol untuk membandingkan warnanya. Seharusnya Pertamax berwarna biru, tetapi yang ini justru hitam pekat," ujar David.
Hal tersebut secara otomatis memicu perhatian warga dan pengendara lain yang melintas hingga menimbulkan keramaian serta menarik perhatian pihak kepolisian.
"Sekitar jam sepuluh atau sebelas malam, polisi datang dan tidak lama setelah rame-rame itu, pelayanan di SPBU langsung ditutup," ungkapnya.
David menduga bahwa pencampuran bahan bakar baru terungkap setelah para penjual eceran menuangkan Pertamax ke wadah terpisah dan membandingkan dengan BBM jenis Pertamax yang lainnya.
Kata David, sejumlah pihak dari Pertamina pun kabarnya telah mendatangi lokasi untuk melakukan pengecekan. Hingga kini, SPBU Ciceri masih dalam kondisi tidak beroperasi.
Terpisah, seorang pengendara ojek online bernama Kurnia, konsumen SPBU tersebut mengaku motornya sempat mengalami kendala pada bagian mesin setelah mengisi bahan bakar di SPBU tersebut.
"Teman-teman saya pada mogok setelah isi di sana (SPBU Ciceri), motornya tiba-tiba mati," ungkap salah satu driver ojol itu.
Kurnia juga sempat mengalami hal serupa sebelum diketahui kini SPBU tersebut terpaksa ditutup sementara.
"Sebelum ditutup, saya sempat mengisi di sana. Waktu itu Pertalite habis, jadi saya terpaksa beli Pertamax, tapi motor saya jadi brebet. Saya tidak menyangka ada masalah seperti ini, karena SPBU itu sudah lama beroperasi," keluhnya.
Lebih lanjut, Kurnia menyebut para konsumen, terutama pengendara ojek online mengaku merasa dirugikan atas kejadian ini dan berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Sebagai ojol, kami sangat dirugikan. Jangan sampai kejadian seperti ini terjadi lagi, karena kami mencari nafkah," pungkas Kurnia.
Kontributor : Yandi Sofyan