Suara.com - Analis Properti Aleviery Akbar, mengungkap saat ini pusat investasi sudah bergeser dari Jakarta. Banyak wilayah yang dinilai memberi tawaran menjanjikan, khususnya di bidang properti.
Jakarta sudah ditinggalkan karena harga lahan yang sudah melambung tinggi. Belum lagi ada persoalan lain seperti macet, polusi udara, hingga banjir. Bahkan, untuk properti kelas premium saja pengembang tak lagi memilih Jakarta sebagai lokasi.
Ia mencontohkan salah satunya adalah Pantai Indah Kapuk 2 di Kabupaten Tangerang, Banten. Selain itu ada juga wilayah lain yang jadi pusat properti menjanjikan seperti di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.
“Ini menjadikannya destinasi investasi yang menjanjikan dalam jangka panjang,” ujar Aleviery kepada wartawan, Kamis (10/4/2025).
Apalagi, lokasi-lokasi pusat properti baru seperti PIK 2 juga disebutnya cukup strategis. Misalnya, dekat dengan bandara dan akses langsung ke jantung Ibu Kota.
Karena memiliki taraf premium peminatnya berasal dari berbagai kalangan investor domestik hingga asing. Mereka disebutnya tertarik karena konsep pengembangan terintegrasi.
“PIK 2 tidak hanya menawarkan perumahan mewah, tapi juga pusat perbelanjaan modern, fasilitas rekreasi bertaraf internasional, hingga layanan kesehatan global,” jelas Aleviery.
Kawasan ini kini mulai diminati ekspatriat asal Tiongkok, Taiwan, dan Asia Tenggara. Di sisi lain, para pelaku bisnis lokal juga mulai menjadikan melirik sebagai hunian sekaligus basis operasional usaha mereka.
Meski pengembang kini memasang harga dengan banderol tinggi, Aleviery menyebut hal ini bisa diimbangi dengan fasilitas dan prospek ke depan. Namun, tekanan ekonomi makro tetap menjadi tantangan bagi pasar, khususnya segmen kelas menengah.
Baca Juga: MUI Protes Rencana Prabowo Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia: Jangan Mau Dikadalin Israel!
“Selama pengembang konsisten menjaga kualitas, akan tetap menjadi pilihan utama di pasar properti kelas atas,” pungkasnya.
Direktur Maritime Strategic Center (MSC), Muhammad Sutisna, mendorong pemerintah memberi dukungan pada revitalisasi kawasan pesisir. Hal ini disebutnya dapat menjadi salah satu upaya mengembalikan kejayaan maritim.
Menurut dia, kawasan pesisir sejak lama menjadi episentrum tumbuhnya peradaban, baik dari sisi ekonomi, sosial, budaya, hingga politik. Pengembangan kawasan pesisir berpotensi menjadi pemantik kebangkitan ekonomi maritim di wilayah pesisir barat Indonesia.
“Sejarah mencatat, kejayaan Nusantara tak lepas dari kekuatan maritimnya. Kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya, Majapahit, hingga Kesultanan Banten, Gowa, dan Aceh berkembang karena menguasai laut dan memanfaatkan potensi pesisir,” ujar Sutisna kepada wartawan, Rabu (9/4/2025).
Ia menyoroti kontrasnya kondisi pesisir Indonesia saat ini dibanding masa lalu. Banyak kawasan pesisir yang justru terjebak dalam kemiskinan, ketertinggalan, dan minim akses terhadap pembangunan.
“Banyak warga pesisir hidup dalam keterbatasan. Padahal, mereka punya potensi besar yang belum tergarap optimal,” jelas dia.