Suara.com - Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik sedunia, wafat pada Senin pagi, 21 April 2025, di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan.
Pengumuman resmi disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrell, yang menyatakan bahwa Paus menghembuskan napas terakhir pada pukul 07.35 waktu setempat.
Sebelumnya, Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli sejak 14 Februari akibat bronkitis yang berkembang menjadi pneumonia bilateral.
Setelah 38 hari, ia kembali ke Vatikan untuk pemulihan, namun kondisi kesehatannya terus memburuk.
Sejak muda, Paus telah mengalami masalah pernapasan serius, termasuk operasi paru-paru pada usia 20-an. Ia juga pernah membatalkan kunjungan ke UEA pada 2023 karena sakit.
Sebagai persiapan akhir hidupnya, Paus Fransiskus telah menyetujui edisi baru liturgi pemakaman Paus pada April 2024, yang menekankan kesederhanaan dan iman, bukan kemegahan duniawi.
Dikenal karena kerendahan hati dan pembelaan terhadap kaum miskin, Paus Fransiskus dikenang sebagai gembala sejati yang memperjuangkan kasih, keadilan, dan perdamaian di dunia.
Paus Fransiskus: Gembala Sederhana dari Buenos Aires yang Mengubah Wajah Gereja
Jorge Mario Bergoglio lahir pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, dari keluarga imigran Italia kelas pekerja.
Sejak muda, ia dikenal sebagai pribadi yang pendiam dan rendah hati.
Baca Juga: Vatikan: Paus Fransiskus Meninggal Dunia
Sebelum menempuh jalan imamat, Bergoglio sempat menempuh pendidikan sebagai teknisi kimia.
Namun panggilan hidupnya membawanya bergabung dengan Serikat Yesus—tarekat religius yang dikenal dengan semangat pengabdian, pendidikan, dan pembelaan terhadap keadilan sosial.
Pada 1969, ia ditahbiskan menjadi imam. Karier gerejawinya menanjak dengan cepat.
Ia pernah menjabat sebagai Provinsial Serikat Yesus di Argentina, lalu sebagai Uskup Auksilier, dan kemudian diangkat sebagai Uskup Agung Buenos Aires pada 1998.
Dalam jabatan ini, Bergoglio dikenal sebagai "Uskup rakyat" karena kedekatannya dengan kaum miskin dan kebiasaannya berjalan kaki atau naik bus umum untuk menjangkau umatnya di pelosok kota.
Tahun 2001, ia diangkat menjadi Kardinal oleh Paus Yohanes Paulus II. Namun meski menjabat posisi tinggi dalam Gereja, gaya hidupnya tetap sederhana.