Hariyadi Kembali menegaskan bahwa untuk mewujudkan bonus demografi, pemerintah tidak cukup hanya mengandalkan optimisme atau pidato motivasi.
Ia mengemukakan, diperlukan keberpihakan nyata, termasuk merevisi kebijakan seperti UU Cipta Kerja yang berkontribusi pada gelombang PHK dan stagnasi bisnis rintisan.
“Anak muda tidak dapat menjadi jawaban di masa depan jika regulasi-regulasi yang menindas masih terus dipertahankan,” tegasnya.
Sebagaimana disimpulkan Nailul Huda, apabila masalah struktural ini tak diatasi, generasi muda Indonesia hanya akan menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian, di tengah narasi besar tentang ‘bonus’ yang tak pernah benar-benar mereka rasakan.