Dedi Mulyadi Balas Kritik Soal Pelajar Bermasalah Masuk Barak TNI: Bukan Latihan Perang-perangan!

Selasa, 29 April 2025 | 18:13 WIB
Dedi Mulyadi Balas Kritik Soal Pelajar Bermasalah Masuk Barak TNI: Bukan Latihan Perang-perangan!
Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi. (Suara.com/Bagaskara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi angkat bicara menanggapi soal banyaknya kritikan terhadap kebijakannya terkait rencana mengirim pelajar bermasalah ke Barak TNI. Ia mempertanyakan mengapa pihak mengkritik tak ramai ketika marak pelajar membuat ulah.

"Kan kita ini baru ramai ketika ada kebijakan yang dianggap berbeda dengan tempat lain. Tapi kan kita tidak ramai ketika anak sekolah menganiaya orang, ketika anak sekolah di Purawakarta, anak usia SMP delapan, itu membunuh secara terencana kakeknya karena tiap malam dihabiskan waktunya untuk main Mobile Legend, karena ada fasilitas dari Pemda dalam bentuk wifi gratis," kata Dedi ditemui di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Belum lagi, kata dia, hal yang tak jadi sorotan yakni pelajar yang tak pulang langsung ke rumah usai sekolah.

"Kan kita tidak juga menyoroti bagaimana anak-anak tidak pulang ke rumah setelah pulang sekolah bersama grup motornya, nongkrong sampe malem," katanya.

"Kan kita juga tidak menyoroti bagaimana orang tua menjadi korban pinjol, menjadi korban bank emok, bank keliling, mereka mengalami kemiskinan akut sampai rumahnya disita. Sampai kompor gasnya disita, demi pendidikan anak-anaknya yang anak-anak itu kepentingannya untuk studi tour, perpisahan, outing class," sambungnya.

Ia lantas meminta semua pihak bertanya kepada TNI dan Polri soal perilaku kenakalan anak muda saat ini. Menurutnya, anak muda saat ini tengah rapuh hingga banyak di bawah umur tapi sudah bawa kendaraan.

"Saya malah akan melakukan audit itu. Kan kita tidak pernah bicara itu. Bahwa ini ada dalam jangka panjang anak kita lemah, anak kita tidak kompetitif. Maka saya merubah paradigma itu dengan cara apa, banyak orang tua yang hari ini tidak punya kesanggupan lagi mengahdapi lagi anaknya," tutur dia.

"Banyak guru yang tidak punya kesanggupan utnuk menghadapi murid-muridnya. Kenapa, dia keras dikit nanti dikriminalisasi. Kan perlu dilakukan tindakan-tindakan yang nyata. Terukur dan terencana. Maka salah satu pilihannya adalah melibatkan TNI polri menjadi bagian dari upaya pembinaan mereka," sambungnya.

Selain, kata dia, tujuan kebijakannya yakni para pelajar tetap diberikan pembelajaran akademiknya. Hingga diubah pola hidupnya, agar tidur lebih sore, hingga diberikan disiplin berpuasa dan mengaji bagi yang beragama Islam.

Baca Juga: Ungkap Kriteria Pelajar yang Dikirim ke Barak, Dedi Mulyadi: Tukang Tawuran dan Main Mobile Legend

"Kan bagus. Ini arah pembinaan yang tidak didapatksn di ruang hidup, kehidupan pribadi mereka di lingkungan rumahnya. Dan tidak ada pelatihan militer," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI