Kedekatannya dengan para kardinal terjalin melalui perannya yang signifikan sebagai prefek Dikasteri untuk Para Uskup di Amerika Latin, sebuah posisi strategis yang bertanggung jawab dalam proses pemilihan dan pengawasan para uskup di wilayah tersebut.
Pada tahun 2023, ia diangkat menjadi uskup agung, dan dalam beberapa bulan berikutnya, Paus Fransiskus mengangkatnya menjadi seorang kardinal. Mengingat mayoritas kardinal yang berpartisipasi dalam konklaf ditunjuk oleh Paus Fransiskus, terpilihnya Kardinal Prevost, meskipun relatif baru dalam jajaran kardinal, bukan kejutan besar.
Dalam pidato perdananya sebagai Paus Leo XIV, ia menyampaikan pesan yang penuh kedamaian dan penghormatan kepada pendahulunya. Ia mengenang Paus Fransiskus sebagai sosok yang memiliki kelembutan namun tetap memiliki keberanian dalam menyampaikan berkat kepada umat manusia.
"Damai sejahtera bagi kalian semua! Saudara-saudari terkasih, inilah salam pertama dari Kristus yang bangkit," ucap Paus Leo XIV, dikutip via Reuters. "Masih terngiang di telinga kita suara Paus Fransiskus yang meski lemah lembut namun penuh keberanian, telah memberkati Roma! Paus yang memberkati Roma itu juga memberkati dunia, seluruh dunia... Izinkan saya melanjutkan berkat yang sama: Allah peduli pada kita, Allah mengasihi kita semua, dan kejahatan tidak akan menang! Kita semua berada di tangan (lindungan) Allah. Maka, tanpa rasa takut, bersatu padu bergandengan tangan dengan Allah dan satu sama lain, mari kita terus maju."
Paus Leo XIV juga menekankan pentingnya peran umat Katolik sebagai murid-murid Kristus yang membawa terang bagi dunia. "Kita adalah murid-murid Kristus. Kristus berjalan di depan kita. Dunia membutuhkan terang-Nya. Kemanusiaan membutuhkan Dia sebagai jembatan untuk sampai kepada Allah dan kasih-Nya," tegasnya.
Pandangan dan arah kepemimpinan Paus Leo XIV diyakini akan melanjutkan reformasi yang telah diinisiasi oleh Paus Fransiskus di tubuh Gereja Katolik. Ia diyakini memiliki pandangan yang sejalan dengan pendahulunya terkait isu-isu penting seperti migran, kaum miskin, dan pelestarian lingkungan.
Meskipun berasal dari Amerika Serikat, latar belakang pelayanannya di Amerika Latin menjadi kesinambungan kepemimpinan seorang Paus yang berasal dari benua yang sama, setelah Paus Fransiskus yang berasal dari Argentina. Vatikan menggambarkan Paus Leo XIV sebagai Paus kedua yang berasal dari Amerika, dan juga sebagai Paus pertama dari Ordo Santo Agustinus.
Sebelum konklaf dimulai, juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, menyampaikan bahwa dalam pertemuan Dewan Kardinal, penekanan diberikan pada perlunya seorang Paus dengan "semangat kenabian yang mampu memimpin Gereja yang tidak menutup diri tetapi tahu bagaimana keluar dan membawa terang ke dunia yang ditandai oleh keputusasaan".
Baca Juga: Donald Trump Diduga Cuek soal Aturan Pakaian di Pemakaman Paus Fransiskus, Banjir Kritik Pedas