Suara.com - Gelombang dukungan terus mengalir dari berbagai elemen masyarakat Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, terhadap langkah tegas TNI dalam memberantas peredaran narkoba di wilayah tersebut.
Kasus peredaran narkoba, miras, serta gangguan sosial belakangan ini telah memicu keprihatinan dan seruan aksi nyata dari para tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga warga akar rumput.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Monta, Ustad H. Syafruddin, S.Pd menyatakan apresiasinya atas penangkapan bandar narkoba yang dilakukan TNI belum lama ini.
Ustad Syafruddin menilai tindakan tersebut sebagai bentuk keberpihakan nyata terhadap keselamatan generasi muda.
"Saya dan seluruh masyarakat Monta sangat mengapresiasi tindakan tegas TNI dalam menangkap bandar narkoba," ucapnya.
![Ulama Bima Dukung Penuh TNI Sikat Habis Gembong Narkoba [Ist]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/09/73279-ulama-bima.jpg)
"Ini langkah konkret yang kami tunggu-tunggu. Maka dari itu, kami membentuk Satgas Anti Narkoba untuk mendukung tugas aparat, baik TNI maupun kepolisian,” tegasnya.
Ustad Syafruddin menyerukan agar seluruh ulama dan komponen masyarakat di Bima turut bersatu melawan kejahatan narkotika yang kian meresahkan.
"Soal polemik di pusat, itu urusan mereka. Yang jelas, kami yang merasakan dampaknya di sini. Jangan biarkan negeri ini hancur karena kejahatan narkoba," sambungnya.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Ketua Pokdar Kamtibmas Monta yang juga menjabat Ketua Satgas Anti Narkoba Kecamatan Monta, H. Kamaruddin.
Baca Juga: UU TNI Digugat Mahasiswa dan Masyarakat Sipil: Cacat Secara Formil
Kamaruddin menilai TNI telah menunjukkan keberpihakan nyata terhadap rakyat dengan langsung bertindak tanpa banyak retorika.
"TNI tidak banyak bicara, langsung bergerak. Yang kami butuhkan adalah tindakan nyata, bukan sekadar teori," ucapnya.
"Saat ini narkoba begitu mudah ditemukan di Bima. TNI sudah menunjukkan keberpihakannya pada rakyat, dan kami siap mendukung sepenuhnya," tambahnya.
Tak hanya dari kalangan formal, dukungan juga datang dari warga akar rumput seperti tukang ojek, petani, nelayan, dan pedagang pasar.
Mereka menyampaikan keprihatinan atas dominasi para bandar narkoba yang selama ini terkesan tak tersentuh hukum.
"Kami ini orang kampung, minim paham soal KUHP. Yang kami tahu, kejahatan harus dihentikan. Selama ini para bandar narkoba terang-terangan berkata ‘tidak ada yang berani menangkap saya’, bahkan bisa merayakan ulang tahun di tahanan pakai baju bertuliskan ESCOBAR,"
"Tapi sekarang mereka ketemu lawan sepadan. TNI berpihak pada rakyat,” tegasnya.
Sementara itu, seorang guru sekaligus ibu rumah tangga di Kecamatan Monta juga menyoroti dampak narkoba terhadap anak-anak dan keluarganya.
"Anak-anak, istri, adik, saudara dijadikan kurir oleh keluarganya sendiri. Tak jarang suami-istri ditangkap, lalu siapa yang urus anaknya?"
"Ini kejahatan luar biasa. Kami mendukung penuh tindakan TNI, bahkan kalau perlu beri penghargaan pada prajurit yang berani melawan sindikat narkoba,” ucapnya.
Masyarakat Monta kini berharap bahwa keberanian TNI menjadi pemantik semangat bagi seluruh aparat negara dalam memerangi kejahatan narkoba hingga ke akar-akarnya.
Dalam suasana penuh keprihatinan dan harapan ini, satu pesan disampaikan dengan tegas: “TNI bersama rakyat, narkoba musuh bersama.”
Pencegahan Dini Narkoba Penting Dilakukan
Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Rusdi Kirana mengatakan pencegahan dini terhadap penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) penting untuk dilakukan mengingat tingginya angka penyebaran narkoba di kalangan usia muda, termasuk para pelajar.
Mengacu pada data Badan Narkotika Nasional (BNN), Rusdi mengatakan bahwa jumlah pengguna narkotika di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 3,3 juta orang, yang didominasi masyarakat usia produktif antara 15 hingga 49 tahun.

"Sebagai orang tua, satu hal yang paling saya takuti adalah kalau anak kita menggunakan narkoba karena kalau anak kita terlibat narkoba, apa pun yang kita lakukan seperti tidak ada gunanya," kata Rusdi dikutip dari Antara.
Anggota Komisi III DPR RI itu menyampaikan keprihatinannya terhadap modus penyebaran narkoba yang semakin beragam, termasuk melalui pengiriman paket secara daring serta munculnya jenis-jenis baru narkotika, seperti tembakau gorilla.
Rusdi juga menegaskan komitmennya untuk membantu upaya pemberantasan narkoba melalui kolaborasi dengan pihak kepolisian, kejaksaan, dan BNN, sebagai pemilik salah satu maskapai penerbangan.
Ia menawarkan penggunaan armada dan jaringan perusahaannya sebagai media sosialisasi pencegahan narkoba.
"Saya punya armada dan juga ribuan karyawan yang bisa digunakan sebagai agen untuk sosialisasi pencegahan penggunaan narkoba. Silakan armada saya digunakan branding untuk sosialisasi pencegahan narkoba," katanya.