Begini Langkah Menhut Raja Juli Maksimalkan Potensi Perdagangan Karbon

Galih Prasetyo Suara.Com
Sabtu, 10 Mei 2025 | 01:16 WIB
Begini Langkah Menhut Raja Juli Maksimalkan Potensi Perdagangan Karbon
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melakukan pertemuan dengan Integrity Council For The Voluntary Carbon Market (ICVCM). [Ist]

Suara.com - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melakukan pertemuan dengan Integrity Council For The Voluntary Carbon Market (ICVCM). Pertemuan ini guna memaksimalkan potensi perdagangan karbon Indonesia.

Dalam pertemuan Menhut Raja Juli didampingi oleh Wamenhut Sulaiman Umar, Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Laksmi Wijayanti, Direktur Bina Usaha Pemanfaatan Hutan dan Penasehat Umum Menteri Edo Mahendra.

Sementara itu, dari ICVCM yakni Chief Executive Officer ICVCM Amy Merrill, Director Of Continuous Improvement Work Programs ICVCM Anton Tsvetov.

Menhut Raja Antoni mengatakan transparansi, kredibilitas, dan akuntabilitas sangat penting. Ia mengatakan Indonesia mengakui peran strategis ICVCM dalam menetapkan standar tinggi dalam perdagangan karbon.

"Indonesia sepenuhnya mengakui peran strategis Dewan Integritas untuk Pasar Karbon Sukarela (ICVCM) dalam menetapkan dan mempertahankan standar tinggi untuk unit karbon yang diperdagangkan secara internasional," ujar Menhut Raja Antoni, saat pertemuan di Kantor Kemenhut, Jumat (9/5/2025).

Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antony saat menghadiri penandatanganan Mou dengan Global Green Growth Institute (GGGI) yang berasal dari Inggris dan Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X terkait Perhutanan Sosial. (Foto: Dok Kemenhut RI)
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antony saat menghadiri penandatanganan Mou dengan Global Green Growth Institute (GGGI) yang berasal dari Inggris dan Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X terkait Perhutanan Sosial. (Foto: Dok Kemenhut RI)

"Dalam konteks global saat ini dimana transparansi, kredibilitas, dan akuntabilitas sangat penting-Prinsip Karbon Inti (CCP) ICVCM memberikan landasan yang kuat untuk memastikan integritas lingkungan dan sosial dari kredit karbon," sambungnya.

Raja Antoni meyakini masa depan pasar karbon tidak hanya bergantung pada volume, namun juga kualitas hingga integritas.

Menhut menyebut Indonesia berkomitmen untuk menjadi pemasok terpercaya.

"Indonesia meyakini bahwa masa depan pasar karbon tidak hanya bergantung pada volume, tetapi juga pada kualitas, integritas, dan ekuitas,"

Baca Juga: Forestra 2025: Satu-satunya Event Orkestra Hutan di Indonesia, Segera Dapatkan Tiketnya di Sini!

"Kami berkomitmen untuk menjadi pemasok tepercaya kredit karbon berintegritas tinggi yang berkontribusi secara berarti terhadap tujuan iklim global," tuturnya.

Selain dengan ICVCM, Menhut Raja Antoni juga bertemu dengan VERRA. Hadir dalam petemuan, Chief Executive Officer VERRA Mandy Rambharos dan Regional Representative APAC Win Sim Tan.

Pertemuan dengan VERRA sendiri dilakukan agar adanya keselarasan dengan metodelogi dan sistem akredirasi global.

Hingga memastikan kepemilikan dan otorisasi negara atas setiap unit karbon yang diterbitkan, mencegah resiko klaim ganda atau double counting.

Selain itu, pengembangan kapasitas bagi pelaku nasional dan lokal, terutama pengembang proyek berbasis masyarakat dan fasilitasi akses pasar dan pengakuan sisi permintaan untuk unit karbon Indonesia juga turut dilakukan.

Regulasi Perdagangan Karbon

Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni, mengatakan pihaknya kekinian tengah menyiapkan regulasi terkait perdagangan karbon. Pemerintah mengupayakan terus agar perdagangan karbon bisa dilakukan.

Hal itu disampaikan Antoni dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/1/2025) malam.

"Insyallah kami sedang menyiapkan regulasi dan sebagainya agar apa yang disebut sebagai karbon market tadi, perdagangan karbon secara sukarela ini bisa kita mulai lakukan, baik oleh pihak swasta, koperasi atau bahkan masyarakat adat, yang kemudian dapat mengkonversikan dedikasi mereka untuk menjaga hutan itu juga dapat menimbulkan kesejahteraan bagi mereka," kata Antoni.

Menurutnya, hutan tidak hanya untuk dinikmati keindahannya. Namun, hutan juga perlu menimbulkan kesejahteraan bagi masyarakat terutama yang tinggal di sekitar hutan.

ilustrasi  perdagangan karbon (pexels/ Marcin Jozwiak )
ilustrasi perdagangan karbon (pexels/ Marcin Jozwiak )

"Hutan itu tidak hanya bisa dinikmati dari jarak jauh betapa indah, betapa rimbunnya, betapa hiijaunya tapi kemudian rakyat yang hidup di dalam kawasan maupun rakyat yang hidup di sekitar kawasan justru menjadi titik-titik kemiskinan ekstrem yang selama ini terjadi," tuturnya.

Hal ini menurutnya dapat dilakukan dengan cara perdagangan karbon. Sehingga nantinya bisnis yang dilakukan akan berubah, dari menebang menjadi menanam.

"Saya kira salah satu solusi yang memang bisa kita tawarkan, yaitu perdagangan karbon. Jadi bisnisnya harus berubah dari menebang menjadi menanam, dan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat kenapa harus menanam itukan juga harus ada jaminan ketika mereka menanam dan menjaga tumbuhan-tumbuhan itu justru berdampak langsung terhadap kehidupan mereka," katanya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI