Kemenag Ketatkan Perlindungan Jemaah Haji Khusus, Kerjasama dengan RS Arab Saudi

Minggu, 11 Mei 2025 | 17:07 WIB
Kemenag Ketatkan Perlindungan Jemaah Haji Khusus, Kerjasama dengan RS Arab Saudi
Ilustrasi jemaah haji. (ANTARA/Khalis Surry/am)

Suara.com - Kementerian Agama memastikan akan perketat layanan ibadah bagi Jemaah Haji Khusus tahun ini. Penekanan utama diberikan pada aspek perlindungan, mulai dari kesiapan rumah sakit rujukan hingga penyediaan asuransi.

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus, Nugraha Setiawan, menyampaikan yang dimaksud dengan jemaah haji khusus merupakan lansia atau juga yang memerlukan perhatian khusus. Oleh karena itu, pelayanan terhadap mereka harus didasari atas kesiapan menyeluruh, bukan sekadar urusan teknis perjalanan.

“Salah satu kewajiban Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang kami tekankan adalah kerja sama resmi dengan rumah sakit di Arab Saudi. Kami masih menemukan kasus jemaah bingung saat jatuh sakit karena tidak ada rujukan jelas, tidak ada dokter pendamping, dan asuransi belum bisa langsung digunakan,” kata Nugraha dalam keterangannya, ditulis Minggu (11/5/2025).

Ia menambahkan, setiap Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) harus memiliki skenario penanganan darurat yang konkret dan dapat diakses setiap saat. Hal itu termasuk kejelasan rumah sakit rujukan, keberadaan dokter yang selalu siaga, dan sistem komunikasi darurat yang aktif.

Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus kini tengah merumuskan standar minimal asuransi yang wajib dimiliki setiap PIHK.

“Asuransi bukan sekadar lampiran dokumen. Ini harus menjadi instrumen perlindungan nyata bagi jemaah selama berada di Tanah Suci,” ujarnya.

Kementerian Agama juga mencatat kemajuan penting dengan terselenggaranya Orientasi Perdana Petugas Haji Khusus, yang diikuti oleh petugas dari 156 pemegang bendera PIHK. Kegiatan ini bertujuan membekali petugas dengan keterampilan teknis, kesiapsiagaan darurat, serta kemampuan koordinasi lintas lembaga.

Kegiatan orientasi itu turut melibatkan Kementerian Kesehatan, Kementerian Luar Negeri, dan Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia. Nugraha menekankan bahwa semua petugas, walau berasal dari instansi berbeda, harus bekerja sebagai satu tim demi pelayanan terbaik kepada jemaah.

Sebagai informasi, kloter pertama jemaah haji khusus akan diberangkatkan pada 13 Mei 2025. Dari total kuota haji Indonesia, sebanyak 8 persen atau 17.680 jemaah adalah jemaah haji khusus.

Baca Juga: 61 Ribu Jemaah Haji Indonesia Terbang! Ini Update Terbaru Persiapan Haji 2025

Layanan Khusus Jemaah Haji Khusus

Sebelumnya, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyatakan Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz (AMMA) di Madinah, Arab Saudi menyediakan derek atau crane hingga mobil golf untuk mengangkut jemaah lansia dan disabilitas.

"Daker Bandara mengutamakan lansia dan disabilitas. Dari otoritas Bandara Madinah menyediakan mobil golf yang bisa mengangkut jemaah haji lansia, disabilitas maupun yang sakit sejak mereka sampai di pintu masuk hingga diantarkan ke paviliun atau ruang tunggu," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Abdul Basir di Madinah, Arab Saudi, Senin (5/5).

Basir menambahkan, Bandara Madinah turut menyediakan derek khusus untuk menurunkan jamaah lansia atau disabilitas dari pesawat, lalu diantar menggunakan mobil ke terminal untuk menunggu bus.

"Insyallah untuk di bandara Madinah kita berikan layanan yang maksimal untuk mereka," ujarnya sebagaimana dilansir Antara.

Ia menegaskan, seluruh petugas haji dituntut untuk memiliki kepekaan dalam melayani lansia dan disabilitas, meski memang terdapat petugas khusus untuk melayani mereka.

Selain itu, Basir juga menyebutkan bahwa Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Saudi Ground Service (SGS) dalam memberikan layanan kepada lansia dan disabilitas. SGS merupakan perusahaan yang memberikan layanan kursi dorong yang ada di bandara Madinah.

"Nanti kebutuhan kursi roda kita berapa, dikomunikasikan dengan SGS. Kemudian, otoritas bandara yang akan menugaskan petugas SGS sesuai dengan yang kita butuhkan," ucapnya.

Hingga Selasa (6/5/2025) pukul 03.30 dini hari Waktu Arab Saudi tercatat sudah ada 72 Kelompok Terbang (Kloter) mendarat di Arab Saudi, atau 13,71 persen dari total rencana 525 kloter. Untuk jumlah jamaah haji, sudah ada 28.057 yang tiba. Dari total jemaah yang tiba tersebut, sebanyak 6.196 adalah jemaah haji lansia

Angka tersebut berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) milik Kementerian Agama. Semua gelombang pertama ini masih mendarat di Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz, Madinah.

Pelaksanaan haji Indonesia tahun ini memang mengusung tema ramah lansia dan disabilitas, sehingga dalam struktur PPIH terdapat layanan lansia dan disabilitas, baik di Daker Bandara, Madinah, Makkah maupun Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI