Dalam kesempatan yang sama Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno menyampaikan, sebelum meninggal, almarhum Eddie sempat menyampaikan harapan ingin pencak silat menjadi ekstrakurikuler.
“Belia sangat berharap, maka itu mungkin kita akan mewajibkan ekstrakurikuler pencak silat masuk di sekolah-sekolah, agar menjadi olahraga pilihan untuk anak-anak kita,” kata Rano.
Kendati demikian, Rano mengatakan bukan berarti nantinya beladiri lainnya dilarang. Namun, pencak silat nantinya harus ada untuk menjadi pilihan kegiatan anak-anak di sekolah.
Hal ini bertujuan agar kebudayaan Jakarta tidak hilang melalui filosofi pencak silat.
Sebelumnya, mantan Wakil Gubernur Jakarta periode 1982-1987 sekaligus tokoh pencak silat, Mayjen TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya meninggal dunia pada Selasa di RSPI Pondok Indah, Jakarta Selatan dalam usia 93 tahun.
Jenazah Mayjen Eddie disemayamkan di Padepokan Pencak Silat TMII pada pukul 13.00 WIB untuk kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.
Mayjen TNI (Purn) Eddie Mardjoeki Nalapraya dikenal sebagai Bapak Pencak Silat Dunia.
Hal itu karena ia berperan mengangkat pecak silat ke pentas internasional, khususnya ketika bersama Gubernur DKI Jakarta saat itu, R. Soeprapto, ia mendorong pencak silat dipertandingkan di tingkat internasional melalui 1st International Invitation of Pencak Silat.
Hingga kemudian pada 1987, ajang tersebut berganti nama menjadi Kejuaraan Dunia Pencak Silat.
Baca Juga: Pramono Anung Kenang Eddie Nalapraya: Pertemuan Terakhir di Puncak, Bahas Jakarta dan Pencak Silat
Pria kelahiran 6 Juni 1931 itu pernah menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia, yang kemudian digantikan oleh Prabowo Subianto.