Suara.com - Beredar di media sosial narasi yang menyebut peserta uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) M72 akan mendapatkan bantuan sosial (Bansos) senilai Rp150.000.
Diketahui, vaksin tersebut dikembangkan pengusaha asal Amerika Serikat yang juga pendiri Microsoft yakni Bill Gates.
Indonesia menjadi salah satu tempat uji klinis vaksin TBC Bill Gates selain Afrika Selatan, Kenya, Zambia dan Malawi.

Adapun narasi dalam unggahan akun Facebook itu sebagai berikut:
"Bansos senilai Rp. 150k untuk yang mau ikut vaksin"
Lantas benarkah peserta vaksin TBC Bill Gates akan dapat bansos Rp150 ribu?
PENJELASAN:
Berdasarkan penelusuran, potongan berita dalam unggahan tersebut merupakan tangkapan layar berita Tempo yang berjudul "Bill Gates Akan Uji Coba Vaksin TBC Buatannya di Indonesia".
Pada berita itu, tidak ada narasi peserta uji coba vaksin TBC Bill Gates akan mendapatkan bansos Rp150.000. Hanya menjelaskan Indonesia menjadi salah satu tempat uji coba vaksin TBC Bill Gates.
Baca Juga: CEK FAKTA: Kabar 25 Ruas Jalan di Jakarta Berbayar, Tarif hingga Rp19 Ribu
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan vaksin TBC itu sudah memasuki tahap uji klinis tahap tiga sejak November 2024 dan diikuti lebih dari 2.000 relawan di Indonesia.
Hingga kini, belum ada laporan efek samping serius.
Indonesia dipilih sebagai lokasi uji klinis karena memiliki beban kasus TBC tertinggi kedua di dunia setelah India, dengan sekitar 100.000 kematian setiap tahunnya.
Selain itu, keterlibatan dalam uji klinis memungkinkan Indonesia untuk mengetahui lebih awal kecocokan vaksin dengan populasi lokal dan membuka peluang untuk memproduksi vaksin di dalam negeri melalui Bio Farma.
Kesimpulan
Dengan demikian, berdasarkan hasil penelusuran, narasi yang menyebut peserta uji coba vaksin TBC Bill Gates akan dapat bansos Rp150 ribu merupakan informasi hoaks.
Tidak ada informasi atau konfirmasi valid yang menyatakan kabar tersebut.
Menkes pastikan keamanan vaksin TBC
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksin tuberkulosis (TBC) M72 dipastikan aman karena telah melalui uji klinis tahap pertama.
Menurutnya, kini vaksin itu tengah di tahap ketiga uji klinis guna melihat efektivitas vaksin tersebut.
Budi menyampaikan hal tersebut ketika ditanya awak media tentang keamanan vaksin.
Dia menjelaskan bahwa pada uji klinis, ada tiga tahap, dan tahapan pertama adalah untuk menentukan keamanan vaksin tersebut.
"Clinical trial 2 bisa di manusia aman apa enggak. (Tahap) tiga dia lihat efektivitasnya. Kalau dikasih, yang sembuh berapa persen. Nah, sekarang Indonesia menjadi tempat clinical trial 3. Sudah jalan, 2 ribuan lebih sudah disuntikkan," ujarnya dikutip dari Antara.
Adapun uji klinis tersebut dilaksanakan oleh perguruan tinggi, seperti Universitas Indonesia dan Universitas Padjadjaran.
Menteri Budi berharap vaksin tersebut dapat diluncurkan secara global sebelum 2029.
Menurutnya, Indonesia perlu berpartisipasi dalam pengembangan vaksin ini, mengingat banyaknya yang meninggal akibat tuberkulosis.
Budi mengatakan pada suatu waktu, Indonesia tidak ikut serta dalam pengembangan vaksin malaria, kemudian vaksin penyakit itu ditemukan, tapi ternyata tidak cocok untuk orang Indonesia.
Oleh karena itu, partisipasi dalam pengembangan vaksin TB diharapkan dapat menyelamatkan warga Tanah Air yang berisiko meninggal akibat penyakit itu.
Hal ini, kata dia, karena Indonesia adalah negara dengan kasus TB terbanyak kedua di dunia, setelah India.
"Dan yang kedua unggulnya apa kalau Indonesia ikut? Kita bisa mendapatkan prioritas untuk memproduksi vaksin," sebut Budi.
Apabila vaksin ini selesai pada 2028, katanya, maka rencananya akan dimasukkan menjadi program vaksinasi nasional, mengingat beban penyakitnya yang begitu tinggi. (Antara)