suara hijau

Haji di Tengah Krisis Iklim: Bagaimana Solusi Ibadah Saat Ancaman Panas Ekstrem?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 19 Mei 2025 | 11:50 WIB
Haji di Tengah Krisis Iklim: Bagaimana Solusi Ibadah Saat Ancaman Panas Ekstrem?
Ilustrasi haji (Unsplash/Sulthan Auliya)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pendingin udara juga telah dipasang di berbagai titik, termasuk jalur Sa’i antara bukit Safa dan Marwah.

Relawan dan petugas kesehatan turut aktif membagikan air minum, payung, dan edukasi tentang tanda-tanda hipertermia. Sistem penyemprotan air dan pusat perbelanjaan ber-AC menjadi tempat berteduh darurat bagi jemaah yang kepanasan.

Namun, tantangan tetap besar. Kebijakan kuota membuat biaya haji sangat mahal, mendorong sebagian orang untuk tetap berangkat tanpa izin resmi.

Sejak 2019, kebijakan visa turis semakin membuka celah masuknya jemaah tanpa izin, meski pemerintah Saudi berupaya menutup akses ke Mekkah selama musim haji.

Menurut Umer Karim, pengamat politik Saudi dari Universitas Birmingham, otoritas harus menyesuaikan perencanaan dengan kondisi lapangan.

“Tidak cukup hanya menyiapkan fasilitas untuk jemaah resmi. Kenyataannya, selalu ada ribuan orang yang hadir di luar sistem,” ujarnya.

Fasilitas darurat, terutama untuk pendinginan dan layanan medis, harus memperhitungkan kemungkinan ini.

Karim Elgendy dari Chatham House menambahkan bahwa kematian tahun lalu bukan hanya akibat kerumunan, tetapi juga kondisi iklim yang luar biasa.

“Posisi matahari saat titik balik musim panas memperpanjang durasi paparan sinar langsung. Kombinasi ini menciptakan badai sempurna.”

Baca Juga: Ciri-ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah, Bukan Berhasil Cium Hajar Aswad

Menurut kalender Islam, waktu haji akan terus maju sekitar 11 hari setiap tahun dalam kalender Gregorian. Artinya, haji akan tetap jatuh di musim panas Saudi selama beberapa dekade mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI