“Setiap kontrak hampir habis, kami cemas. Tanpa perpanjangan, semua investasi bisa lenyap begitu saja,” katanya.
Hengky mengakui, meski PLTM termasuk energi bersih yang didukung pemerintah, bisnis ini penuh risiko. Karena itu, ia berharap regulasi ini menarik lebih banyak pengusaha masuk ke sektor PLTM.
“Harga listrik yang feasible dan bankable bagi pengembang, serta tetap ekonomis untuk PLN, akan menciptakan iklim investasi yang sehat. Dan tentu saja, listrik yang dihasilkan bersih dan berkelanjutan,” ujarnya.
Kabupaten Banggai dipilih sebagai lokasi karena memiliki potensi air terjun yang tak pernah surut. Ideal untuk PLTM.
“Kami juga berkomitmen membangun tanpa merusak lingkungan,” tambah Hengky.
Kini, PT Buminata tengah membangun PLTM baru di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Ditargetkan rampung pada 2026.
Energi Bersih Kunci Masa Depan
Sebagai informasi, sekitar 6 miliar orang tinggal di negara pengimpor bahan bakar fosil, membuat mereka rentan terhadap krisis geopolitik. Sebaliknya, energi terbarukan tersedia di semua negara dan belum dimanfaatkan sepenuhnya.
Menurut Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), 90 persen listrik dunia bisa berasal dari energi terbarukan pada 2050. Energi ini mengurangi ketergantungan impor, melindungi ekonomi dari fluktuasi harga, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan.
Baca Juga: Transisi Energi Indonesia Butuh Arah Jelas: Mengapa Pembangkit Gas Fosil Tak Bisa Jadi Solusi?
Energi surya dan angin kini jadi sumber listrik termurah di banyak negara. Biaya tenaga surya turun 85 persen sejak 2010.