Copot Atribut Ormas di Jakbar, Polisi Tangkap Jukir Liar: Jangan Beri Ruang Bagi Premanisme

Rabu, 21 Mei 2025 | 22:23 WIB
Copot Atribut Ormas di Jakbar, Polisi Tangkap Jukir Liar: Jangan Beri Ruang Bagi Premanisme
Penampakan saat petugas mencopot atribut ormas di kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat. (Suara.com/Faqih)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aparat kepolisian ikut turun tangan untuk menertibkan atribut organisasi kemasyarakatan (ormas) yang beredar di kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Kapolsek Grogol Petamburan Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Reza Hafiz Gumilang mengatakan, penertiban dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan tertib.

“Operasi ini merupakan bagian dari Operasi Berantas Jaya Tahun 2025, yang bertujuan menekan angka premanisme serta praktik pungutan liar (pungli) yang meresahkan masyarakat,” kata Reza, saat dikonfirmasi, Rabu (21/5/2025).

Selain menertibkan atribut ormas, petugas juga menciduk tiga orang juru parkir yang diduga melakukan aksi pungutan liar (pungli).

Ketiga orang tersebut langsung dibawa ke Mapolsek Grogol Petamburan untuk dilakukan pendataan dan diberikan pembinaan.

“Mereka diingatkan agar tidak kembali mengulangi perbuatannya, serta tidak melakukan kekerasan, pemerasan, maupun bentuk tindak pidana lainnya,” jelasnya.

Reza mengatakan jika operasi ini merupakan bentuk komitmen Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat.

"Kami tidak akan memberi ruang bagi segala bentuk premanisme yang meresahkan warga,” ucapnya.

“Operasi semacam ini akan terus kami lakukan secara berkala untuk memastikan kenyamanan dan keamanan masyarakat," tegasnya.

Baca Juga: Dipolisikan Jokowi Pakai UU ITE, Roy Suryo Tak Terima: Saya Perancangnya!

Ia juga mengimbau masyarakat untuk berani melapor jika menemukan aksi premanisme atau pungli di lingkungannya.

Anak Buah Hercules Ditangkap

Diketahui, aparat kepolisian sedang getol menyikat habis para preman seuusai Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan ultimatum soal aksi premanisme.

Sebanyak 22 orang warga sebelumnya ditangkap atas dugaan tindak premanisme di wilayah Kembangan, Jakarta Barat.

Adapun, aksi premanisme yang dilakukan puluhan orang ini yakni dengan mengelola lahan parkir, yang berada di bahu jalan.

Kepala Bagian Operasional Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Tri Bayu Nugroho, dalam intrograsinya, kepada sejumlah orang tersebut mengantongi sebuah nama, yang disebut-sebut sebagai penanggung jawab mereka.

Adapun sejumlah anggota Ormas yang ditangkap berasal dari Grib dan Forum Betawi Rempug (FBR).

“Bapak punya kartu identitas dari GRIB?” kata Bayu, menginterogasi salah seorang yang terjaring, di lokasi, Rabu (14/5/2025).

Pria tersebut mengaku jika dirinya memiliki kartu keanggotaan. Bayu kemudian meminta pelaku menyebutkan nama menandatangani kartu keanggotaannya.

Empat anggota GRIB Jaya pelaku perusakan aset KAI diamankan Polda Jateng di Semarang, Sabtu (17/5/2025). [ANTARA/HO-Humas Polda Jateng]
ILUSTRASI--Empat anggota GRIB Jaya pelaku perusakan aset KAI diamankan Polda Jateng di Semarang, Sabtu (17/5/2025). [ANTARA/HO-Humas Polda Jateng]

Lantas, nama Mamat terungkap, sebagai penanggung jawab anggota GRIB Jaya terjadi di seberang Kantor Walikota Jakarta Barat. 

Bayu pun mengajukan pertanyaan serupa kepada pelaku yang berasal dari Forum Betawi Rempug (FBR). 

Pelaku menjawab yang menandatangani bernama Mudljami. Para pelaku mengklaim tak menyetor uang hasil mengelola parkir liar di Puri Indah ke ormas mereka. Semuanya dibagi rata.

Tim Gabungan, dari polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Barat menciduk sebanyak 22 orang yang dianggap sebagai preman di kawasan Kembangan Jakarta Barat.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, puluhan orang yang terjaring yakni merupakan anggota organisasi kemasyarakatan (Ormas) GRIB, dan Forum Betawi Rempug (FBR).

Ada juga mereka yang mengaku sebagai dari anggota karang taruna setempat yang mengelola parkir liar di bahu jalan Puri Kembangan.

Selain mengelola parkir liar, pukuhan orang ini juga mengelola lapak untuk para pedagang. Satu lapak pedagang ditarif Rp300-500 ribu perbulan, namun dengan uang DP Rp1 juta.

“Awalnya Rp1 juta. Per bulan itu Rp300-500 ribu,” kata Ade Ary, saat dikonfirmasi, Rabu (14/5/2025).

Selain ‘pajak’ bulanan, setiap harinya para pedagang juga harus menyetor uang keamanan dan kebersihan. Uang setoran tersebut sebesar Rp10 ribu.

“Itu untuk bulanan lapak saja. Listrik tadi hariannya 10 ribu. Keamanan dan kebersihan kami perlu dalami,” jelasnya.

Polres Metro Jakarta Timur melakukan penertiban bendera organisasi masyarakat (ormas) dalam rangka Operasi Brantas Jaya 2025 Polres Metro Jakarta Timur, Minggu (12/5/2025). (ANTARA/HO-Polres Metro Jakarta Timur)
Polres Metro Jakarta Timur melakukan penertiban bendera organisasi masyarakat (ormas) dalam rangka Operasi Brantas Jaya 2025 Polres Metro Jakarta Timur, Minggu (12/5/2025). (ANTARA/HO-Polres Metro Jakarta Timur)

Puluhan orang ini, lanjut Ade Ary, bakal terus dilakukan pendalaman, apakah uang pungutan liar tersebut mengalur ke para ‘pentolan’ mereka atau tidak.

“Iya, jalau memang dia mengaku dari ormas tertentu, apakah itu ada perintah dan sebagainya. Kami harus mengumpulkan fakta,” ujarnya.

Guna menanggulangi hal serupa tidak terulang kembali, lanjut Ade Ary, dibutuhkan kerjasama semu pihak. Termasuk RT, dan RW selaku para pimpinan wilayahz

“Jadi tadi saya ajak Ketua RT, Ketua RW, kita semualah, sama-sama. Ini ada kebutuhan teman teman pkl mau mencari nafkah,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya bersama Polres Metro Jakarta Barat melakukan pemberantasan aksi premanisme dengan melakukan Operasi Berantas Jaya, di wilayah Jakarta Barat, Selasa (13/5/2025) malam.

Total ada 734 personel yang dikerahkan untuk melakukan penyisiran terhadap para preman yang meresahkan masyarakat.

“Personel 534, itu yang terbuka. Jadi, yang tertutup itu 200, dengan sasaran tindakan premanisme yang meresahkan masyarakat,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, di Kembangan, Jakarta Barat, Selasa (13/5/2025) malam.

Kabag Ops Polda Metro Jaya Kombes Pol I Ketut Gede Wijatmika mengatakan, penyisiran terhadap para preman dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.

“Kita tahu ada isu-isu yg beekembang, yaitu gangguan premanisme. Negara harus hadir di tengah masyarakat,” katanya.

Adapun, dalam operasi kali ini ratusan personel ini disebar ke tiga titik yang dianggap rawan.

“Kita akan bagi ke beberapa titik,” jelasnya.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebelumnya mengaku bakal menindak tegas segala aksi premanisme. 

Ia mengaku, sejak tanggal 1 Mei lalu, telah ada ribuan kasus penindakan aksi premanisme yang dilakukan Polri.

“Jelas polri menindak tegas setiap tindakan premanisme. Kita sudah membentuk operasi, namanya operasi pekat kewilayahan dalam kurun waktu mulai dari tanggal 1 (Mei) kemarin sudah ribuan kasus yang tangani,” kata Sigit, di Plaza Senayan, Jumat (9/5/2025).

Dari ribuan kasus yang telah ditangani, Sigit mengaku, sejumlah kasus premanisme yang sempat viral juga telah disikat oleh pihaknya.

“Beberapa kasus yang menonjol yang kemudian sempat viral, semuanya kita tangkap,” ucap Sigit.

Mantan Kabareskrim ini meminta, agar masyarakat yang merasa terusik keamanan dan kenyamanannya terkait dengan aksi premanisme agar tidak perlu ragu untuk melaporkan kepada aparat.

“Saya minta kepada masyarakat yang merasa di sekitarnya ada kegiatan preman, agar segera melapor dan kita akan perintahkan anggota-anggota kita untuk menindak tegas,” tegasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI