Timwas Haji DPR Gelar Rakor, Kendala Kartu Nusuk Jemaah Indonesia Jadi Sorotan

Kamis, 22 Mei 2025 | 21:41 WIB
Timwas Haji DPR Gelar Rakor, Kendala Kartu Nusuk Jemaah Indonesia Jadi Sorotan
Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir. (Suara.com/Bagaskara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim Pengawas Haji 2025 DPR RI melaksanakan Rapat Koordinasi dalam rangka persiapan pelaksanaan haji 1446 Hijriah. Rapat koordinasi tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal, dengan dihadiri oleh Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir, dan beberapa pimpinan Komisi VIII DPR RI.

“Jadi Timwas DPR RI ini bertugas mengawasi bagaimana pelayanan dari pada Kementerian Agama memberikan pelayanan yang maksimal kepada para jemaah haji Indonesia yang berjumlah 221.000 orang yang akan berangkat ke menunaikan ibadah haji tahun ini,” kata Adies usai Rapat Koordinasi di Jakarta, Kamis (22/5/2025).

Adies mengakui memang berdasarkan informasi yang diterima pihaknya masih ada beberapa kendala yang dialami jemaah haji yang sudah berangkat dan sampai di Arab Saudi.

Salah satunya persoalan kartu Nusuk yang belum diterbitkan untuk jemaah.

“Tapi memang ini kan ada perubahan regulasi dari pemerintah Arab Saudi. Pada saat harus masuk ke dalam Masjidil Haram haram, itu harus ada Kartu Nusuk. Problemnya karena yang berangkat itu ada yang keterlambatan mendapat visa, kemudian sampai di sana ada yang kloternya terpecah, ada pasangannya terpisah," ujarnya.

"Misalnya dia masuk (sama) kloternya, dan visanya belum selesai, tapikan pesawat itu tidak boleh kosong, jadi dia harus mundur (penerbangannya) jadi kloter yang di belakang ini yang masuk mengisi pesawat tersebut. Akhirnya dia ikut ke pesawat yang berangkat berikutnya. Kartu Nusuknya itu akhirnya dicari apakah masuk di kloternya yang dia ikut terbang atau sesuai dengan kartu yang ada di Nusuknya sesuai kloter asal,” sambungnya.

Adies pun berharap persoalan-persoalan teknis ini mudah-mudahan dapat segera diselesaikan semuanya.

Hal itu karena masih ada pemberangkatan dari kloter yang lain dari Indonesia.

“Jadi kita upayakan meminimalisir agar supaya semua bisa tertangani dengan baik. Kita mengawasi pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama. Kementerian Agama juga berupaya untuk memperbaiki hal-hal tersebut agar supaya jemaah juga bisa terlayani dengan baik,” pungkasnya.

Baca Juga: Berapa Biaya Haji Furoda Tahun 2025 yang Resmi? Ada yang Sampai Miliaran

Untuk diketahui, Kartu Nusuk merupakan Kartu identitas yang wajib digunakan para calon jemaah haji yang menjadi ketentuan oleh Kerajaan Arab Saudi. Nantinya kartu ini harus dibawa jemaah haji bila melakukan ibadah di Masjidil Haram dan saat masuk ke Padang Arafah.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, mengatakan akses masuk ke Makkah saat ini diperketat.

Ia menyebutkan yang bisa meloloskan jemaah haji adalah kartu nusuk semacam identitas atau 'tiket' dan syarikah atau perusahaan yang berwenang melayani jemaah haji di RI.

Hilman mengatakan, tahun ini untuk masuk ke Makkah saja sudah diperketat oleh Saudi. Selain kartu nusuk, salah satu yang bisa meloloskan jemaah haji adalah syarikah (perusahaan) yang menaungi.

Imbauan PPIH

Sementara itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi meminta jemaah Indonesia yang belum menerima kartu Nusuk segera melapor ke ketua Kloter (kelompok terbang), agar bisa didata dan disampaikan ke Daker Makkah, lalu dikoordinasikan ke Syarikah.

"Bagi jemaah yang belum mendapatkan kartu Nusuk untuk melaporkan kepada ketua rombongan dan/atau ketua kloter, untuk kemudian disampaikan ke PPIH Arab Saudi Daker Makkah," ujar Kepala Daker Makkah Ali Machzumi di Makkah, Kamis.

Ali Machzumi menilai distribusi kartu Nusuk kepada jamaah calon haji Indonesia dalam beberapa hari terakhir sudah berjalan normal. Kondisi ini tidak lepas dari proses koordinasi dan komunikasi PPIH Arab Saudi bersama pihak Syarikah.

Untuk mengoptimalkan layanan jamaah sejak kedatangan mereka di Makkah, Ali Machzumi menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah langkah mitigasi.

Pertama, menempatkan petugas untuk memberikan pendampingan dan penjelasan kepada jamaah yang berbeda penempatan hotelnya, sehingga mereka tidak bingung dan panik.

"Semua jamaah mendapatkan hotel dan akan diantarkan ke hotel masing-masing," kata Ali Machzumi sebagaimana dilansir Antara.

Kedua, petugas memberikan konsumsi kepada jamaah yang telah disediakan di hotel saat kedatangan.

Ketiga, mengidentifikasi koper-koper jamaah yang baru datang, lalu segera mendistribusikan kepada mereka di hotelnya masing-masing.

"Jangan lupa harus berkoordinasi kepada petugas di sektor tersebut," ujar Ali.

Keempat, PPIH Sektor segera mendata jamaah yang belum dapat kartu Nusuk melalui ketua rombongan/ketua kloternya, sehingga bisa segera disampaikan kepada pihak markaz/maktab pada Syarikah yang melayani jamaah.

Kelima, PPIH Daker Makkah melakukan koordinasi dan menyampaikan data kedatangan jamaah di Makkah untuk segera dipersiapkan kartu Nusuknya.

Keenam, petugas menginformasikan kepada jamaah Indonesia yang belum dapat kartu Nusuk untuk beribadah di masjid/mushola yang telah disediakan di hotel-hotel jamaah.

"Jamaah haji Indonesia yang baru datang.di Makkah dan belum dapat kartu Nusuk, tidak perlu khawatir, proses umrah wajib akan didampingi pihak syarikah. Jadi insya Allah tidak ada masalah," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI