Jelang Wukuf, Kemenkes RI Sarankan Jemaah Haji Lansia Kurangi Ibadah Sunah untuk Jaga Fisik

Minggu, 25 Mei 2025 | 16:30 WIB
Jelang Wukuf, Kemenkes RI Sarankan Jemaah Haji Lansia Kurangi Ibadah Sunah untuk Jaga Fisik
Ilustrasi jemaah asal Indonesia tengah menjalani ibadah haji di tanah suci. [Suara.com/Rochmat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meminta para jemaah haji Indonesia agar mengurangi aktivitas fisik, termasuk ibadah sunah. Saran tersebut terutama diperuntukan terhadap jemaah lansia serta yang memiliki penyakit bawaan.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo mengingatkan bahwa para jemaah haji perlu menyiapkan fisik yang prima agar bisa nyaman menjalani puncak ibadah haji saat di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna) mulai tanggal 4 Juni.

Liliek menekankan bahwa kegiatan itu membutuhkan persiapan serta manajemen diri yang baik. Dia juga mengimbau agar jemaah lansia sebaiknya kurangi aktivitas fisik, termasuk ibadah sunnah jelang wukuf.

“Para jemaah, terutama yang lansia atau memiliki penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi, dan diabetes, untuk mengurangi ibadah sunah yang membutuhkan pengerahan tenaga ekstra," kata Liliek dalam keterangannya, ditulis Minggu (25/5/2025).

"Contohnya, mengurangi frekuensi umroh, tawaf sunah berulang kali, menghindari jalan kaki jarak jauh ke Masjidil Haram ataupun Masjid Nabawi, serta wisata ziarah. Jemaah harus memastikan waktu istirahat yang cukup,” sarannya.

Ibadah sunah memang memiliki pahala yang besar, namun kesehatan dan keselamatan jiwa jauh lebih utama, terutamanya pada saat pelaksanaan haji di Armuzna.

“Kami menganjurkan jemaah untuk tidak memaksakan diri," pintanya.

Dia menyarankan agar setiap jemaah menghindari beribadah di siang hari yang terik. Selain itu sebaiknya gunakan selalu APD seperti masker, payung, kacamata hitam, alas kaki, ketika akan dan saat melakukan ibadah.

Minum air putih atau air zam-zam sedikit demi sedikit hingga 2 liter per hari. Serta tidak lupa juga minum oralit sehari sekali agar tidak dehidrasi.

Baca Juga: Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji Lengkap, Miqat Hingga Tawaf Wada

Lebih lanjut, Liliek pun mengingatkan agar para jemaah yang sakit dan yang sudah minum obat untuk diminum secara teratur. Hindari stres dengan selalu berpikiran positif dan berzikir. Periksa kesehatan 3x seminggu ke petugas kesehatan untuk memastikan faktor risiko penyakit terkendali.

“Dan, yang paling penting adalah dampingi jemaah dengan komorbid dan Lansia yang memiliki riwayat jantung bekerja sama dengan ketua regu dan jemaah yang sehat,” ucap Liliek.

Tujuan utama adalah meraih haji mabrur, dan itu harus dicapai dengan kondisi fisik yang prima. Oleh karena itu, imbauan tegas ini diharapkan dapat menekan angka kematian jemaah di tahun ini.

Kemenkes mencatat bahwa penyebab kematian jemaah haji Indonesia tahun 2025 kebanyakan akibat serangan jantung.

Data kumulatif Kemenkes RI melalui Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes) hingga tanggal 23 Mei 2025, menunjukkan terdapat 53 orang jemaah haji wafat di Tanah Suci. Sebanyak total 19 orang di antaranya meninggal dunia akibat serangan jantung dikarenakan penyakit jantung iskemik akut dan shock cardiogenic.

Data yang dihimpun tersebut memperlihatkan angka yang mengkhawatirkan, Kementerian Kesehatan menekankan kepada para jemaah, khususnya kepada Lansia dan yang memiliki komorbiditas, lebih bijak dalam menjalankan ibadah sunah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI