Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa pengerukan Kali Ciliwung di wilayah Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, tidak akan disertai dengan penggusuran permukiman warga.
Hal ini disampaikannya saat meninjau langsung proses pengerukan lumpur yang berada di kawasan lokasi tersebut pada Senin 26 Mei 2025.
Menurut Gubernur Pramono, pelebaran badan sungai di sejumlah titik wilayah tersebut bukanlah pilihan yang efektif.
Apalagi kondisi permukiman yang padat serta keberadaan rel kereta api berada bersebelahan dengan aliran kali.
Menurutnya, langkah yang lebih realistis, yakni dengan merapikan dan menata aliran kali agar alirannya lebih lancar dan terlihat estetik.
"Kalau (lebar kali) ini dibuka, pasti tidak akan bisa, malah enggak membantu menyelesaikan. Penyelesaiannya pasti malah bertumpuk-tumpuk yang lain-lain sehingga demikian yang sekarang ini kita lakukan adalah sungainya kita buat lebih rapi, lebih cantik, lebih enak dilihat," kata Pramono.
Untuk menunjang pengerukan, Pramono menyebut penggunaan alat berat harus disesuaikan dengan kondisi sempit di lapangan.
Salah satu opsi yang digunakan adalah ekskavator mini atau spider excavator, yang mampu menjangkau titik sempit tanpa harus merusak bangunan warga.
"Hanya problemnya tidak semua alat yang seperti ini bisa masuk. Maka harus ada alat khusus, apa namanya, spider.
Baca Juga: Bakal Gusur Lahan Warga di 3 Kelurahan, Pemprov DKI Siapkan Dana Rp182,7 M buat Normalisasi Ciliwung
Jadi seperti mini ekskavator supaya bisa masuk sampai dalam. Karena hampir di beberapa ruas itu sudah ada bangunannya," ujarnya.
Selain fokus pada aliran sungai, Pramono juga menyoroti kondisi sanitasi warga setempat yang dinilainya tidak layak.
Ia telah menginstruksikan pembangunan MCK komunal, khususnya dengan fasilitas ramah lansia.
"Kami sudah menawarkan kepada warga, MCK akan kita buatkan komunal, terutama bagi lansia supaya bisa (difasilitasi WC) duduk."
"Jadi kami siapkan duduk sama yang tidak. Tapi intinya kami minta perawatannya harus dilakukan bersama-sama," jelasnya.
Pramono berharap, penataan seperti di Kawasan Kebon Melati bisa direplikasi di wilayah lain.
Menurutnya, penataan kawasan yang dilakukan pemerintah akan memberikan lingkungan hunian yang lebih layak bagi warga.
"Jika ini bisa dilakukan maka pemerintah akan membantu mempercantik, termasuk kami cat beri warna yang lebih menarik pastinya. Dengan demikian, tempat ini menjadi tempat yang bagi warga bisa tinggal dengan baik," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan anggaran ratusan miliar rupiah untuk mempercepat proyek normalisasi Sungai Ciliwung.
Pembebasan Lahan
Dalam waktu dekat, Pemprov akan melakukan pembebasan lahan di tiga wilayah, yakni Kelurahan Pengadegan, Cililitan, dan Cawang.
Rencana tersebut tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2025.
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mendapat alokasi awal sebesar Rp98,75 miliar khusus untuk pembebasan lahan di segmen Cawang, Pengadegan, dan Cililitan.
Namun, anggaran itu dinilai belum cukup.
![Endapan lumpur Kali Ciliwung di kawasan Manggarai, Jakarta dikeruk. [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/14/93319-kali-ciliwung.jpg)
Lantaran itu, Dinas SDA pun mengusulkan tambahan dana sebesar Rp83,95 miliar dalam rencana perubahan APBD 2025.
Dengan begitu, total anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp182,7 miliar.
"Jadi anggaran penetapannya itu Rp98,75 miliar untuk segmen Cawang, Pengadegan, dan Cililitan. Kemudian, Dinas SDA mengajukan penambahan anggaran menjadi Rp182,7 miliar," ujar Roedito kepada wartawan, Senin 19 Mei 2025.
Kendati demikian, Roedito menyebut proses pengajuan tambahan dana itu masih dalam tahap pembahasan.
Hingga saat ini, ia mengemukakan belum ada kepastian terkait kemungkinan seluruhnya akan disetujui atau tidak.
"Saat ini masih dalam tahap pengajuan anggaran tersebut ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah," ujarnya.