Wajah Gelap Pengawasan Digital di Korea Utara: Ketika Smartphone Menjadi Senjata Rezim

Rabu, 04 Juni 2025 | 12:34 WIB
Wajah Gelap Pengawasan Digital di Korea Utara: Ketika Smartphone Menjadi Senjata Rezim
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (KCNA/ Reuters)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
ilustrasi smartphone (freepik.com/freepik)
ilustrasi smartphone (freepik.com/freepik)

Sementara itu, Kang Gyuri, seorang pembelot asal Korea Utara yang berhasil melarikan diri pada 2023 dan kini tinggal di Korea Selatan, menceritakan pengalaman kelamnya hidup dalam pengawasan total.

“Saya merasa tercekik. Saya dulu berpikir pembatasan seperti ini normal. Saya mengira negara lain juga hidup seperti itu. Tapi setelah keluar, saya sadar hanya Korea Utara yang seperti ini,” ungkapnya.

Upaya penyelundupan media dari Korea Selatan, seperti drama dan musik K-pop, terus dilakukan oleh para aktivis dengan cara-cara unik, seperti mengapungkan USB dalam botol ke perbatasan sungai.

Namun, risikonya sangat besar, dan pemerintah Korea Utara menanggapinya dengan tindakan yang brutal.

Di tengah gelombang globalisasi dan keterbukaan informasi, Korea Utara justru semakin membentengi diri dengan teknologi yang mengintai warganya sendiri.

Di tangan rezim otoriter, teknologi bukanlah alat pembebasan, melainkan senjata represi.

Smartphone yang seharusnya menjadi simbol konektivitas dan kemerdekaan justru berubah menjadi mata-mata negara yang selalu mengintai, mencatat, dan mengontrol setiap detik kehidupan rakyatnya.

Temuan ini menjadi pengingat bahwa dalam konteks otoritarianisme, teknologi dapat menjadi pisau bermata dua: membawa harapan, tapi juga ketakutan. Dan di Korea Utara, sisi gelap itu sangat nyata.

Baca Juga: 7 Rekomendasi HP dengan Baterai Super Awet, Harga Mulai Rp2 Jutaan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI