Masih Dendam ke Jokowi? Analis Sebut Wajar Megawati Cueki Gibran: Artinya Memang Tak Suka

Rabu, 04 Juni 2025 | 16:29 WIB
Masih Dendam ke Jokowi? Analis Sebut Wajar Megawati Cueki Gibran: Artinya Memang Tak Suka
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (kiri) bersama Presiden ke-5 sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila Megawati Soekarnoputri (kanan) saat mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/6/2025). [ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Rocky pun menyebut jika sikap Gibran dan Megawati berkaitan dengan konflik antara PDIP dan mantan Presiden Jokowi.

"Tentu konteksnya adalah ketegangan politik atau sebut aja ketegangan awalnya sekarang jadi konflik politik antara PDIP dengan Presiden Jokowi itu dan Gibran tidak lagi dilihat sebagai wajah dari kekuasaan tetapi wajah dari Jokowi pada akhirnya kan," beber Rocky Gerung dalam siniar di akun Youtube pribadinya. 

"Jadi kalau Gibran berjalan di belakang Megawati, lalu netizen mulai menganggap bahwa ya itu artinya secara moral atau bahkan secara sebetulnya politik aristokratik. Gibran itu tidak lagi dianggap sebagai sosok yang punya political standing apalagi moral standing untuk berjalan berdampingan dengan Ibu Mega atau berdampingan dengan Presiden," sambung Rocky Gerung.

Rocky Gerung yang konsisten mengkritik pemerintah. [Dok. Antara]
Rocky Gerung. [Dok. Antara]

Dalam siniarnya, keterangan politik Jokowi dan Megawati bisa dengan mudah terbaca dengan gesture Gibran ketika bertemu dengan Megawati. Padahal menurut Rocky, Gibran yang notabene-nya adalah Wapres malah terlihat canggung hingga berjalan di belakangan Megawati yang hanya merupakan tamu dalam peringatan Harlah Pancasila.

"Jadi kondisi real dari politik kita terbaca di dalam persaingan bahasa tubuh antara Ibu Mega dan wakil presiden Pak Gibran. Ini sah sebagai model baru untuk melihat potensi ketegangan politik dengan mengurai suasana yang diliput oleh satu peristiwa kemarin soal hari lahirnya Pancasila. Lalu terlihat bahwa ada kecanggungan pada saudara Gibran tuh," ungkap Rocky Gerung.

Lebih lanjut, Rocky Gerung juga menyebut jika momen pertemuan para tokoh itu justru membuat Gibran kehilangan marwah sebagai Wapres.

"Ketika Ibu Mega berjalan dan sejajar dengan Presiden, tapi Gibran berjalan di belakang Presiden itu mungkin biasa juga, tapi berjalan di belakang Megawati. Jadi kelihatannya sosok Gibran ini yang sebetulnya officially adalah seorang wakil presiden kehilangan marwahnya. Kira-kira begitu atau ya memang kehilangan marwahnya karena problem-problem sebelumnya," beber Rocky.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto. (tangkap layar)
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Prabowo Subianto. (tangkap layar)

Diberitakan sebelumnya, keberadaan Wapres Gibran ikut mendampingi Presiden Prabowo dalam upacara Hari Lahir Pancasila menjadi sorotan. Pasalnya, Gibran tampak berdiri di belakangan Megawati yang turut hadir di acara kenegaraan itu. 

Selesai acara upacara, Prabowo juga tampak menyalami Megawati dan mantan Wapres Try Sutrisno saat meninggalkan mimbar upacara. Terlihat Megawati yang tersenyum saat dihampiri oleh Prabowo.

Baca Juga: Ngotot Lengserkan Gibran, Surat Fachrul Razi Dkk Ternyata Tak Bisa Ujug-ujug Diproses DPR, Kenapa?

Selesai dari Megawati dan Try Sutrisno, Prabowo kemudian terlihat menyalami Gibran. Terlihat Gibran yang sedikit membungkukan badan saat menyambut salam dari Prabowo.

Tampak Prabowo dan Megawati yang berjalan berdampingan saat kembali masuk ke dalam Gedung Pancasila usai meninggalkan mimbar upacara. Terlihat keduanya yang berjalan sembari berbincang. 

Presiden Prabowo juga tampak berbincang dengan Megawati saat kedua tokoh itu duduk satu meja. Dalam momen itu, Gibran juga ikut mendampingi Prabowo yang keduanya duduk berhadapan dengan Megawati.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI