Menurut Duthe, para ahli konservasi belum sepenuhnya mengetahui dampak dari pemotongan cula badak. Akan tetapi, penelitian menunjukkan bahwa pemotongan cula tidak berdampak negatif terhadap tingkat kelahiran maupun kematian badak.
“Yang kita ketahui sejauh ini adalah manfaat dari pemotongan cula badak jauh lebih besar dibandingkan dengan dampak ekologis yang diketahui saat ini,” ungkap Duthe.
Ia menambahkan bahwa proses pemotongan cula saat ini hanya memakan waktu sekitar 10 menit. Selama proses berlangsung, badak akan dibius serta diberi penutup mata dan telinga agar tidak mengalami stres.
Tak hanya itu, proses ini juga memberikan kesempatan untuk penanaman mikrocip pada badak dan pengambilan sampel untuk keperluan penelitian.
Bukan solusi utama
Para ahli konservasi sepakat bahwa pemotongan cula badak bukanlah solusi utama untuk menghentikan perburuan liar.
Kuiper menyatakan bahwa pemotongan cula hanya menjadi solusi jangka pendek hingga menengah.
Untuk mewujudkan upaya perlindungan yang maksimal, diperlukan penegakan hukum yang lebih tegas serta dukungan nyata bagi para penjaga hutan yang bertugas di garis terdepan.
Faktanya, meskipun Afrika Selatan telah berperan besar dalam menyelamatkan badak dari ancaman kepunahan, masih ada lebih dari 400 ekor badak yang dibunuh setiap tahunnya oleh pemburu liar.
Baca Juga: Tumpah ke Jalanan, Kondisi Terkini Tanggul Koja Jakut usai Jebol Akibat Air Laut Meluap
Penulis: Kayla Riasya Salsabila