suara hijau

Udara Bersih Jakarta: Tantangan Kita Bersama dan Panduan Hidup Lebih Sehat

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 14 Juni 2025 | 13:49 WIB
Udara Bersih Jakarta: Tantangan Kita Bersama dan Panduan Hidup Lebih Sehat
Masyarakat berjalan sambil menggunakan masker di Jalan MH Thamrin, Jakarta. [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Kualitas udara di Ibu Kota kembali menjadi sorotan. Hari ini, Sabtu (14/6/2025), laman pemantau kualitas udara global IQAir mencatat kualitas udara Jakarta berada pada kategori tidak sehat dengan poin 158.

Mengutip ANTARA, angka ini mengindikasikan tingkat konsentrasi polutan PM2.5 (Particulate Matter 2.5) mencapai 65,6 mikrogram per meter kubik, atau 13,1 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kondisi ini menuntut kewaspadaan serius dari seluruh warga Jakarta dan sekitarnya.

Polusi udara, khususnya yang disebabkan oleh PM2.5, bukanlah masalah sepele. Partikel PM2.5 yang berukuran sangat kecil – lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer) – dapat dengan mudah masuk ke saluran pernapasan dan bahkan peredaran darah.

Partikel ini meliputi debu, asap, dan jelaga, yang jika terpapar dalam jangka panjang, telah terbukti berkaitan erat dengan peningkatan risiko kematian dini, terutama pada individu yang memiliki riwayat penyakit jantung atau paru-paru kronis.

IQAir bahkan menempatkan Jakarta pada urutan kelima sebagai kota paling berpolusi di Indonesia hari ini. Empat kota di atasnya yang memiliki kualitas udara lebih buruk adalah Tangerang, Banten (172 poin); Depok, Jawa Barat (171 poin); Surabaya, Jawa Timur (170 poin); dan Tangerang Selatan, Banten (164 poin). Angka-angka ini jelas menunjukkan bahwa masalah polusi udara telah menjadi ancaman nyata yang meluas di berbagai kota besar di Indonesia.

Melindungi Diri dari Ancaman Tak Kasat Mata

Menyikapi kondisi darurat polusi udara ini, masyarakat diimbau untuk mengambil langkah-langkah proteksi diri yang konkret. Berikut adalah panduan lengkap yang bisa Anda terapkan:

1. Pantau Kualitas Udara Secara Berkala

Jangan pernah abaikan informasi kualitas udara. Manfaatkan aplikasi atau situs web seperti IQAir atau Nafas untuk memantau indeks kualitas udara (AQI) di lokasi Anda secara real-time. Informasi ini krusial untuk memutuskan apakah aman untuk beraktivitas di luar ruangan. Perhatikan juga gejala fisik seperti sesak napas, batuk, atau iritasi mata, yang bisa menjadi indikator kualitas udara sedang memburuk.

Baca Juga: 9 Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Bantu Kurangi Sampah Plastik

2. Batasi Aktivitas di Luar Ruangan

Saat tingkat polusi tinggi, rekomendasi utama adalah menghindari beraktivitas di luar ruangan. Jika Anda memiliki riwayat masalah pernapasan atau termasuk dalam kelompok rentan (anak-anak, lansia), sebisa mungkin tetaplah di dalam rumah. Apabila terpaksa harus keluar, pilihlah waktu di mana tingkat polusi cenderung lebih rendah, biasanya pagi hari sekali atau malam hari.

3. Gunakan Masker yang Tepat

Ini adalah lini pertahanan pertama yang vital. Saat berada di luar, gunakan masker N95 atau KN95. Masker jenis ini dirancang khusus untuk menyaring partikel halus seperti PM2.5 secara efektif. Pastikan masker terpasang dengan rapat di wajah Anda untuk memaksimalkan perlindungan. Hindari penggunaan masker kain biasa karena tidak efektif dalam menyaring partikel polusi udara.

4. Jaga Kualitas Udara di Dalam Ruangan

Rumah Anda harus menjadi zona aman dari polusi. Saat kualitas udara di luar buruk, tutuplah jendela dan pintu rapat-rapat untuk mencegah masuknya polutan. Pertimbangkan untuk menggunakan pembersih udara (air purifier) dengan filter HEPA (High-Efficiency Particulate Air) yang mampu menyaring partikel polutan di dalam ruangan.

Selain itu, hindari sumber polusi dalam ruangan seperti pembakaran lilin, dupa, atau merokok di dalam rumah. Beberapa tanaman dalam ruangan seperti lidah mertua, spider plant, atau peace lily juga dapat membantu menyaring racun dari udara.

5. Terapkan Gaya Hidup Sehat

Tubuh yang sehat lebih mampu melawan dampak negatif polusi. Konsumsi makanan bergizi yang kaya antioksidan (buah dan sayur) untuk membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dari polusi. Pastikan juga minum air yang cukup dan mendapatkan istirahat yang cukup untuk menjaga sistem kekebalan tubuh tetap optimal.

Aksi Kolektif Pemerintah dan Masyarakat: #GerakLebihBersih

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak tinggal diam. Dalam upaya menjaga kondisi udara dan sekaligus memperingati perayaan puncak Hari Lingkungan Hidup (HLH) 2025, Pemprov DKI Jakarta mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam tantangan #GerakLebihBersih selama 14 hari, mulai dari 7-20 Juni 2025.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menjelaskan bahwa gerakan ini bertujuan untuk mendorong warga beralih ke transportasi umum, berjalan kaki, bersepeda, dan moda transportasi ramah lingkungan lainnya.

Langkah ini sangat penting dan berkontribusi langsung dalam mengurangi emisi PM2.5, yang merupakan penyumbang utama polusi udara. Dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, kita secara kolektif dapat membantu memperbaiki kualitas udara di Jakarta.

Krisis polusi udara adalah tanggung jawab bersama. Dengan pemahaman yang baik tentang bahayanya dan penerapan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri dan keluarga, sekaligus berkontribusi pada upaya kolektif untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Mari bersama-sama menjadikan Jakarta kota yang layak huni dengan udara yang lebih bersih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI