Emir Qatar menjadi pemimpin Arab pertama yang secara langsung menyampaikan dukungan kepada kepemimpinan Iran dan mengecam keras serangan Israel.
Pada Jumat dinihari (13/6), tentara Israel (IDF) melancarkan operasi militer besar-besaran terhadap Iran. Angkatan Udara Israel menghantam sejumlah target militer dan fasilitas program nuklir.
Otoritas Israel menyatakan bahwa operasi itu bertujuan untuk mencegah ancaman terhadap eksistensi negara zionis tersebut.
Menurut militer dan intelijen Israel, Iran sudah semakin mendekati “titik tanpa kembali” dalam mengembangkan senjata nuklir dalam waktu dekat.
Media Iran melaporkan bahwa sejumlah pejabat militer senior dan ilmuwan nuklir tewas dalam serangan itu. Serangan juga ditujukan ke fasilitas nuklir di Natanz, Fordow, dan Isfahan, serta basis militer Iran di wilayah barat laut negara itu.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyebut serangan tersebut sebagai kejahatan dan memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi “nasib pahit dan mengerikan.”
Sebagai respons, Republik Islam Iran meluncurkan Operasi Janji Sejati 3 (Operation True Promise 3).
Media Israel melaporkan bahwa puluhan orang telah menjadi korban dalam serangan operasi Iran tersebut.
Pemerintah Israel dikabarkan memutuskan untuk memperluas operasi militer terhadap program nuklir Iran.
Baca Juga: Bak Peringati Kematian Hussein di Karbala, Iran Kibarkan Bendera Merah Simbol Balas Dendam ke Israel
Sementara itu, Teheran secara resmi telah memberi tahu Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris bahwa pihaknya akan melakukan serangan balasan yang lebih besar ke wilayah Israel.
Rusia telah mengecam serangan militer Israel, dan menyebutnya sebagai tindakan yang sama sekali tidak dapat diterima.