Profil Ulil Abshar Abdalla, Anggap Penolak Tambang dan Wahabi Mirip

Yazir F Suara.Com
Senin, 16 Juni 2025 | 19:27 WIB
Profil Ulil Abshar Abdalla, Anggap Penolak Tambang dan Wahabi Mirip
Profil Ulil Abshar Abdalla (Instagram/@ulil99)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Ulil Abshar Abdalla tengah menjadi sorotan atas pernyataannya tentang izin pengelolaan tambang.

Dalam bincang-bincang di program Rosi yang disiarkan Kompas TV, Ulil menyebut sikap menolak penambangan mirip dengan wahabisme.

Sebutan itu ditujukan Ulil Abshar Abdalla kepada teman-teman pecinta lingkungan, dalam hal ini Iqbal Damanik sebagai perwakilan Greenpeace Indonesia.

Ulil tidak sepakat dengan Iqbal Damanik yang total menolak penambangan, seperti orang wahabi yang tidak membolehkan sebuah teks disentuh sama sekali.

Pernyataan Ulil Abshar Abdalla lantas menuai kritik dari berbagai kalangan, seiring dengan penolakan terhadap penambangan di Raja Ampat.

Siapa Ulil yang pernyataannya tentang tambang bikin publik geram? Ketahui melalui profil Ulil Abshar Abdalla berikut ini.

1. Biodata Ulil Abshar Abdalla

Biodata Ulil Abshar Abdalla
Biodata Ulil Abshar Abdalla

Ulil Abshar Abdalla merupakan pria kelahiran Pati, Jawa Tengah, pada 11 Januari 1967. Ia menikah dengan Ienas Tsuroiya pada 1997 dan dikaruniai dua putra.

Ayah Ulil ialah Abdullah Rifa'i asal pesantren Mansajul Ulum, Pati, sementara KH. Mustofa Bisri dari pesantren Raudlatut Talibin, Rembang adalah sang mertua.

Silsilah keluarga tersebut mengungkap Ulil sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama dengan sapaan Gus Ulil.

Baca Juga: Ketua PBNU Panen Kritik Usai Sebut Penolak Tambang Wahabisme: yang Nggak Sejalan Dicap Wahabi

2. Pendidikan Ulil Abshar Abdalla

Pendidikan Ulil Abshar Abdalla
Pendidikan Ulil Abshar Abdalla

Ulil Abshar Abdalla belajar di pesantren Mansajul 'Ulum setelah lulus dari Madrasah Mathali'ul Falah asuhan KH. M. Ahmad Sahal Mahfudz.

Gus Ulil kemudian melanjutkan kuliah di LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab) Jakarta dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara.

Gelar Master didapatkan Gus Ulil dari Universitas Boston, sementara program doktoral diselesaikannya di Universitas Harvard.

3. Perjalanan Karier Ulil Abshar Abdalla

Perjalanan Karier Ulil Abshar Abdalla
Perjalanan Karier Ulil Abshar Abdalla

Ulil Abshar Abdalla saat ini menjabat sebagai Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU 2022-2027.

Gus Ulil juga salah satu pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) bersama Luthfi Assyaukanie dan Nong Darol Mahmada.

Salah satu pemasok dana JIL adalah The Asia Foundation sebesar Rp1,4 miliar pada 2001-2005 silam.

Gus Ulil bersama JIL pernah mengkritik MUI yang dianggapnya telah memonopoli penafsiran Islam di Indonesia.

Sebab MUI pernah menyatakan bahwa pluralisme, liberalisme, dan sekularisme adalah ideologi sesat yang dibantah oleh Gus Ulil.

Menurut Gus Ulil, penafsiran agama yang bertentangan dengan demokrasi berpotensi merusak pemikiran Islam.

Pada 2012, muncul komunitas Indonesia Tanpa JIL yang mendapat dukungan dari Felix Siauw, Fauzi Baadilla, hingga Arie Untung.

Kendati begitu, tidak ada informasi yang menyebut JIL telah bubar atau dibubarkan.

Selain Ketua Lakpesdam PBNU, Gus Ulil bekerja sebagai staf peneliti di Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Jakarta.

Gus Ulil juga sempat berkarier di bidang politik dengan menjadi Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengurus Pusat Partai Demokrat 2009-2010.

4. Kontroversi Ulil Abshar Abdalla

Kontroversi Ulil Abshar Abdalla
Kontroversi Ulil Abshar Abdalla

Telah disebutkan sebelumnya bahwa pemikiran Ulil Abshar Abdalla bersama Jaringan Islam Liberal mendapat banyak kritik, terutama dari Front Pembela Islam (FPI) yang saat ini sudah dibubarkan.

Gus Ulil sampai mendapatkan bom surat atau bom buku di Komunitas Utan Kayu pada 2011. Bom itu meledak dan melukai seorang perwira polisi.

Lalu pada 2003, sekelompok ulama dari Forum Ulama Umat Islam sampai mengeluarkan fatwa kematian Gus Ulil.

Fatwa itu dikeluarkan setelah Gus Ulil menulis artikel "Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam" yang terbit di Kompas dan dianggap menyimpang.

Gus Ulil juga menjadi sorotan ketika menolak keputusan pemerintah yang membatasi aktivitas Ahmadiyah menyebarkan ajaran mereka.

Menurut Gus Ulil, larangan tersebut melanggar hak kebebasan beragama dan bertentangan dengan prinsip hukum.

Kini Gus Ulil kembali dihadapkan dengan kritik publik terhadap pernyataannya tentang tambang. Bagaimana pendapatmu?

Kontributor : Neressa Prahastiwi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI