Tanda Tangan Bobby Nasution Disorot, Benarkah Tak Ikhlas Lepas 4 Pulau ke Aceh?

Yohanes Endra Suara.Com
Rabu, 18 Juni 2025 | 15:20 WIB
Tanda Tangan Bobby Nasution Disorot, Benarkah Tak Ikhlas Lepas 4 Pulau ke Aceh?
Tanda Tangan Bobby Nasution Disorot. [Kolase Instagram]

Suara.com - Keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk mengesahkan empat pulau sengketa sebagai bagian dari wilayah Provinsi Aceh menuai berbagai reaksi di media sosial.

Salah satunya menyasar pada ekspresi dan tanda tangan Gubernur Sumatera Utara sekaligus menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution.

Tanda tangan Bobby yang tercantum dalam dokumen kesepakatan bersama terkait pengesahan tersebut menjadi sorotan netizen.

Beberapa menilai bentuknya tidak biasa dan bahkan dianggap mencerminkan ketidaksiapan maupun ketidaksukaan.

Keputusan pengesahan tersebut diumumkan pada Selasa, 17 Juni 2025, setelah melalui proses panjang yang mencakup kajian historis dan administratif.

Empat pulau yang diputuskan masuk ke wilayah administratif Aceh adalah Pulau Mangkir Kecil (Mangkir Ketek), Pulau Mangkir Besar (Mangkir Gadang), Pulau Panjang, dan Pulau Lipan.

Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Gubernur Aceh Muzakir Manaf. [dok Istimewa]
Tanda Tangan Bobby Nasution Disorot, Diduga Tak Ikhlas Lepas 4 Pulau ke Aceh. [dok Istimewa]

Sengketa atas pulau-pulau tersebut telah berlangsung sejak 1978 dan sempat memuncak kembali pada April 2025.

Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa keempat pulau tersebut masuk ke dalam wilayah Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Keputusan Kemendagri ini memicu protes keras dari pemerintah dan berbagai elemn masyarakat Aceh.

Baca Juga: Ramai soal Pengibaran Bendera Bulan Bintang saat Lagi di Jakarta, Gubernur Aceh Bilang Begini

Untuk menyelesaikan konflik tersebut, Presiden Prabowo merujuk pada dokumen-dokumen resmi seperti Peta Topografi TNI AD tahun 1978.

Presiden juga memeriksa kesepakatan bersama antara Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Istimewa Aceh pada tahun 1992.

Berdasarkan landasan tersebut, keempat pulau akhirnya disahkan masuk ke Aceh, dan semua pihak diminta menghormati keputusan tersebut.

Namun, perhatian publik justru tertuju pada tanda tangan Bobby Nasution yang dianggap tidak lazim.

Dalam tangkapan layar dokumen yang tersebar di media sosial, tanda tangan Bobby tampak seperti coretan berbentuk lingkaran.

Menurut seorang netizen, bentuknya dinilai tidak rapi dan terkesan dilakukan dengan emosi.

Akun X (Twitter) @cobeh2022 menuliskan, "Bobby kayaknya ndak ikhlas. Tanda tangannya kayak orang ngamuk."

Komentar lain menyebut bahwa tidak adanya stempel instansi juga mengindikasikan ketidakformalan dokumen, meski secara hukum sudah disahkan di atas materai.

"Ini serius, masing-masing nggak menyertakan stempel instansi pada tanda tangannya? Cuma pakai materai saja?" tulis seorang pengguna.

Beberapa netizen bahkan mengaitkan bentuk tanda tangan Bobby dengan karakter pribadi.

"Tanda tangannya saja sudah mencaplok wilayah orang lain. Itu cerminan dari karakter," tulis salah satu komentar.

Ada pula yang mencoba membaca kepribadian Bobby Nasution berdasarkan bentuk tanda tangannya.

Netizen menyebut suami Kahiyang Ayu itu sebagai pribadi dengan ego dan ambisi besar namun tidak sistematis serta cenderung tidak suka perencanaan.

"Tanda tangan seperti ini menunjukkan kegelisahan yang disembunyikan," ujar netizen lain.

Tanggapan lain datang dari netizen yang sudah lebih dulu memperhatikan gaya tanda tangan Bobby dalam berbagai acara resmi.

"Tanda tangannya memang begitu kok. Bahkan waktu tanda tangan piagam penghargaan, lebih heboh lagi," ungkap seorang pengguna.

Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution memastikan jemaah haji kloter JKG12 yang pesawatnya terpaksa mendarat di Bandara Kualanaamu, Sumut dipastikan dalam kondisi aman. [Suara.com/Novian]
Tanda Tangan Bobby Nasution Disorot, Diduga Tak Ikhlas Lepas 4 Pulau ke Aceh. [Suara.com/Novian]

Terlepas dari sorotan terhadap Bobby, keputusan ini secara politik dan administratif dianggap sebagai langkah penyelesaian konflik yang krusial.

Gubernur Aceh dan Gubernur Sumatera Utara telah menyatakan sikap menerima dan sepakat untuk tidak lagi mempersoalkan batas wilayah empat pulau tersebut.

Dengan disahkannya keputusan ini, kini masyarakat di keempat pulau tersebut bisa melanjutkan kehidupan dengan kepastian hukum yang lebih jelas.

Masalah pulau di Indonesia belakangan memang cukup sensitif, terutama setelah isu tambang nikel di Raja Ampat.

Masyarakat berprasangka buruk pada pemerintah dan pihak-pihak tertentu yang hanya ingin meneruk kekayaan pulau di tanah air.

Kontributor : Chusnul Chotimah

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI