Perisai Tak Terduga: Saat Raja Yordania Keturunan Nabi Tembak Jatuh Drone Iran untuk Israel

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 19 Juni 2025 | 11:37 WIB
Perisai Tak Terduga: Saat Raja Yordania Keturunan Nabi Tembak Jatuh Drone Iran untuk Israel
Raja Yordania Abdullah II memberikan sambutan pada pembukaan sidang umum keempat Parlemen ke-18 di Amman, Yordania, Minggu (10/11/2019). (/ANTARA/REUTERS/MUHAMMAD HAMED)

Suara.com - Di tengah kobaran api konflik antara Teheran dan Tel Aviv, sebuah manuver tak terduga dari Kerajaan Yordania menjadi sorotan dunia. Ketika Iran mencoba membalas Israel dengan mengirimkan gelombang pesawat nirawak (drone), sebuah perisai pertahanan udara aktif di lokasi yang paling tidak disangka-sangka: langit Yordania.

Atas perintah langsung dari Raja Abdullah II, angkatan udara Yordania, bekerja sama dengan militer Israel, menembak jatuh puluhan drone tersebut sebelum sempat mencapai target dan menyebabkan kerusakan.

Sejatinya, langkah Yordania ini bukan anomali. Negara ini secara efektif telah menjadi sekutu pertahanan yang krusial bagi Israel dalam menghadapi ancaman udara.

Pada tahun lalu juga, tentara Yordania telah menghentikan beberapa rudal dan pesawat nirawak yang menuju Israel. Tindakan tegas ini menempatkan Yordania, negara berpenduduk mayoritas Muslim, dalam posisi geopolitik yang unik dan kompleks.

Stasiun televisi Israel melaporkan bahwa beberapa pesawat nirawak Iran dihancurkan di atas wilayah Suriah. Sementara itu, kantor berita resmi Yordania, Petra, mengonfirmasi bahwa militernya menembak jatuh beberapa pesawat nirawak dan rudal Iran yang memasuki wilayah udaranya.

Pemerintah Yordania telah dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan wilayah udaranya menjadi medan pertempuran, dan memperingatkan bahwa pelanggaran apa pun di wilayah udaranya tidak akan ditoleransi.

Posisi geografis Yordania adalah kunci. Terletak di antara pemain utama konflik—Israel dan Tepi Barat di satu sisi, serta Irak dan Iran di sisi lain—wilayah udaranya menjadi koridor strategis untuk setiap serangan. Peranannya dalam menjaga stabilitas, atau setidaknya memitigasi eskalasi, menjadi sangat penting.

Ironi tajam dari situasi ini terletak pada sosok pemimpinnya. Raja Abdullah II, yang oleh banyak kalangan Muslim diyakini sebagai keturunan langsung generasi ke-43 Nabi Muhammad.

Ia kini memimpin negara Arab yang secara aktif melindungi keamanan negara Yahudi, Israel. Hubungan ini berakar pada perjanjian damai yang ditandatangani pada tahun 1994, yang menjadikan Yordania negara Arab kedua yang menormalisasi hubungan dengan Israel.

Baca Juga: Hidup di Pengasingan, Ini Sosok Putra Mahkota Iran yang Serukan Perlawanan Gulingkan Rezim Khamenei

Sejak saat itu, kedua negara menjaga hubungan keamanan dan intelijen yang erat, diperkuat oleh status Yordania sebagai sekutu utama Amerika Serikat di kawasan tersebut.

Untuk memahami keputusan berisiko tinggi ini, penting untuk melihat lebih dalam profil Raja Abdullah II. Berikut ulasannya:

1. Pemimpin Muslim yang Terbuka Mendukung Israel

Melansir India.com, Raja Yordania Abdullah II termasuk di antara sedikit penguasa Muslim yang secara terbuka mendukung Israel. Selama serangan rudal tahun lalu oleh Iran, Yordania adalah satu-satunya negara Muslim yang secara terbuka mengakui membantu Israel.

Pada bulan Oktober, ketika Iran menembakkan sekitar 180 rudal ke Israel, Yordania menembak jatuh puluhan rudal saat masih berada di wilayah udaranya. Meskipun menghadapi kritik dari negara lain dan di Yordania, pemerintah tetap pada keputusannya dan terus mendukung Israel.

2. Keturunan Nabi Muhammad ke-43

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI