Kesaksian datang dari Nasir Ktelat, warga Palestina yang tinggal di lantai empat gedung apartemen tua di kawasan tersebut.
Ktelat menceritakan bahwa dia dan tetangganya awalnya diberi akses ke tempat perlindungan oleh seseorang dari komite gedung.
Ketika serangan terjadi, mereka terbiasa berkumpul di tempat itu.
Namun akhir pekan lalu, ketika mereka kembali memasuki bunker, warga Yahudi Israel dari gedung baru membuat mereka merasa tidak diterima.
![Sejumlah warga Israel diduga kabur dan memilih pergi ke Prancis. [Instagram ctd.insider]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/18/84118-sejumlah-warga-israel-diduga-kabur-dan-memilih-pergi-ke-prancis.jpg)
Dia juga menyampaikan bahwa lingkungan di Jalan Yehuda Hayamit merupakan kawasan permukiman campuran antara bangunan lama dan gedung baru.
Anehnya, warga Yahudi yang tinggal di gedung lama tetap diperbolehkan menggunakan tempat perlindungan tersebut, sedangkan warga Palestina tidak.
Tempat perlindungan yang seharusnya menjadi ruang aman bagi semua orang, tanpa melihat latar belakang, justru menjadi simbol eksklusi.
Sayangnya, hal tersebut sepertinya tidak berlaku bagi warga Israel yang ramai dicap zionis.
Sebagai informasi, serangan rudal Iran ke Israel terjadi sebagai respons atas serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus awal April lalu.
Baca Juga: Arie Untung Rekam Gharqad, Tumbuhan yang Disebut Nabi Muhammad Tempat Sembunyi Orang Yahudi
Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal balistik ke wilayah Israel, menargetkan sejumlah lokasi strategis termasuk Tel Aviv dan Yerusalem.
Serangan tersebut menandai eskalasi besar dalam ketegangan antara kedua negara dan menjadi salah satu konfrontasi langsung paling serius dalam beberapa dekade terakhir.
Sistem pertahanan rudal Iron Dome memainkan peran krusial dalam mencegat rudal yang masuk.
Menariknya, ada banyak rudal yang lolos dan menghancurkan banyak sudut kota Tel Aviv.
Kontributor : Chusnul Chotimah