Suara.com - Dunia kembali disuguhi drama kemunafikan dari rezim Zionis. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meluapkan amarahnya saat curhat sebuah rudal Iran menghantam area dekat Rumah Sakit Soroka.
Namun, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan dengan cepat menelanjangi standar ganda tersebut, memberikan tamparan keras yang membungkam klaim Israel.
Drama dimulai ketika Netanyahu dengan penuh emosi mengutuk serangan rudal Iran yang terjadi pada Kamis (19/6/2025), yang diklaimnya mengenai Rumah Sakit Soroka di Beersheba.
Dalam retorika khasnya, Netanyahu melabeli Iran sebagai agresor utama dan telah melakukan kejahatan perang karena mengebom rumah sakit.
"Pagi ini, diktator teroris dari Iran menembakkan rudal ke Rumah Sakit Soroka, dan ke warga sipil di pusat negara ini," kata Netanyahu, dikutip hari Sabtu (21/6/2025).
Netanyahu melanjutkan, "Kami akan membuat para tiran di Teheran membayar harga yang sangat mahal," melalui akun pribadinya di X.
Namun, narasi korban yang coba dibangun Netanyahu ini langsung dipatahkan oleh Erdogan.
Dalam pidatonya di Forum Pemuda Organisasi Kerja Sama Islam, pemimpin Turkiye itu menyebut keluhan Israel tidak lebih dari sebuah kemunafikan level tertinggi.
Data Tak Terbantahkan: Israel Pembantai Fasilitas Medis
Baca Juga: Israel Tuduh Iran Serang RS Soroka, Pengamat Ungkap Fakta Mengejutkan!
Erdogan tidak hanya berbicara opini. Ia menyodorkan data brutal yang menjadi catatan kelam kejahatan perang Israel di Gaza, sebuah fakta yang sering diabaikan media Barat.
"Israel mengeluh rumah sakitnya rusak hari ini. Tapi sejauh ini, justru Israel lah yang telah melakukan lebih dari 700 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza saja," kata Erdogan, sebuah pernyataan yang langsung membongkar betapa tidak berdasarnya amarah Netanyahu.
Lebih jauh, Erdogan merinci skala kehancuran sistematis yang dilakukan Israel terhadap infrastruktur paling vital di Gaza: sektor kesehatan.
Tindakan yang jelas-jelas merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional.
"Israel mengebom 35 rumah sakit Palestina. Mereka menewaskan hampir 1.000 pekerja perawatan kesehatan. Selain itu, Israel menghancurkan 94 persen infrastruktur kesehatan Gaza," papar Erdogan, melukiskan gambaran nyata genosida medis yang sedang berlangsung.
Pernyataan Erdogan ini menggarisbawahi sebuah realitas pahit: sementara Israel meributkan satu insiden, mereka secara sengaja dan berulang kali menjadikan rumah sakit, klinik, dan para tenaga medis di Gaza sebagai target militer.
Target Sebenarnya: Situs Intelijen Militer Israel
Konteks serangan yang diributkan Netanyahu pun perlu diluruskan. Israel mengklaim Iran sengaja menghancurkan RS Soroka.
Pihak Iran menegaskan bahwa target utama mereka bukanlah fasilitas kesehatan tersebut.
Menurut Teheran, rudal tersebut diarahkan ke sebuah situs intelijen militer Israel yang lokasinya berdekatan dengan rumah sakit.
Taktik menempatkan aset militer di dekat atau bahkan di dalam fasilitas sipil adalah strategi pengecut yang sudah lama digunakan Israel untuk menciptakan perisai manusia dan memicu kesalahan sasaran, yang kemudian bisa mereka eksploitasi untuk propaganda.
Iran juga mengungkap justru Israel yang sengaja melakukan pengeboman ke fasilitas rumah sakit di Teheran.
Di tengah semua ini, Erdogan kembali menegaskan posisi negaranya yang tak akan pernah goyah.
Ia berduka atas lebih dari 55.000 nyawa warga Palestina yang melayang akibat kebrutalan Israel dan menyuarakan seruan yang menggema di seluruh dunia.
"Hari ini, kami menyerukan Bebaskan Palestina," katanya dengan tegas.
Erdogan juga mendesak semua pihak untuk menahan diri dari eskalasi lebih lanjut yang bisa menyeret kawasan ke dalam bencana besar.
Ia memposisikan Turkiye sebagai mediator yang siap mendukung perdamaian sejati.
"Türkiye siap mendukung setiap langkah tulus yang diambil ke arah ini," katanya seraya menyerukan penghentian segera kekerasan dan resolusi damai.