Suara.com - Sebuah video yang menampilkan sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) mengenakan seragam merah putih tengah berjoget dan menyawer biduan viral di media sosial. Belakangan diketahui peristiwa tersebut terjadi di SDN 1 Kenayan, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur.
Video berdurasi sekitar satu menit itu memperlihatkan beberapa siswa menari diiringi musik organ tunggal bersama dua penyanyi—laki-laki dan perempuan.
Salah satu siswa bahkan memberikan uang kepada penyanyi wanita. Setelahnya, semakin banyak siswa yang ikut berjoget. Bahkan, seorang perempuan berkerudung terlihat menyerahkan uang kepada siswa untuk diserahkan kepada biduan.
Acara Tasyakuran atau Hiburan yang Tak Terkendali?
Peristiwa anak SD joget nyawer biduan itu disebut adalah bagian dari rangkaian acara tasyakuran dan perpisahan siswa kelas 6 SDN 1 Kenayan tahun ajaran 2024-2025. Hal itu terlihat dari tulisan di backdrop acara.
Namun, Kepala SDN 1 Kenayan, Admim Kholisina, membantah bahwa hiburan organ tunggal beserta aksi joget dan saweran merupakan bagian dari acara resmi sekolah.
Menurutnya, kegiatan resmi sekolah yang dilaksanakan pada Sabtu pagi (14/6/2025) hanya berupa pelepasan siswa secara sederhana, meliputi pelepasan topi, paduan suara, pelepasan balon, dan sambutan dari pihak sekolah.
"Itu murni dari paguyuban wali murid kelas 6. Guru-guru sudah meninggalkan lokasi dan kembali ke ruang guru saat kejadian berlangsung," kata Admim Kholisina, dikutip Minggu (22/6/2025).
Dia menambahkan bahwa dalam acara resmi tidak ada penampilan hiburan. Namun, usai acara, wali murid mengadakan kegiatan tambahan secara swadaya di ruang kelas, termasuk pemotongan tumpeng dan hiburan musik organ tunggal. Saat itulah, siswa terlihat asyik berjoget dan memberi saweran kepada biduan.
Baca Juga: Efek Domino Sengketa Aceh-Sumut Menjalar ke Jatim: Trenggalek dan Tulungagung Perang Klaim 13 Pulau
Sekolah Sayangkan Insiden, Wali Murid Minta Maaf
Admim menyayangkan tindakan siswa yang berjoget dan menyawer biduan, menganggap hal tersebut tidak pantas dilakukan anak-anak. Setelah video viral, pihak sekolah memanggil perwakilan paguyuban wali murid untuk klarifikasi.
Salah satu wali murid berinisial RM mengakui bahwa inisiatif mengundang hiburan organ tunggal datang darinya dan bukan bagian dari program sekolah. Dalam surat permohonan maaf, RM menulis:
"Sehubungan dengan hal tersebut di atas saya dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, secara khusus kepada lembaga SDN 1 Kenayan dan secara umum kepada semua pihak yang merasa tidak nyaman dengan video tersebut," ujar dia.
"Merupakan kegembiraan kami selaku wali murid atas kelulusan anak kami," lanjutnya.
Disdik Tulungagung Beri Teguran ke Sekolah
Merespons insiden ini, Dinas Pendidikan (Disdik) Tulungagung memberikan teguran kepada pihak sekolah melalui Kepala Bidang Sekolah Dasar.
"Kemarin sudah langsung ditindaklanjuti oleh Kabid SD, salah satunya teguran kepada pihak sekolah terkait kejadian tersebut, harapan kami tidak terjadi lagi ke depannya," kata Kepala Dinas Pendidikan Tulungagung, Rahadi Puspita Bintara.
Ia menekankan pentingnya pengawasan lebih ketat oleh sekolah terhadap kegiatan apa pun di lingkungan pendidikan agar kejadian serupa tidak terulang.
Apa Kata Warganet?
Video ini memicu perdebatan di media sosial. Sebagian netizen menganggap hal tersebut hanya ekspresi kegembiraan siswa, sementara yang lain menilai tindakan menyawer biduan tidak pantas untuk anak SD.
"Ini kan acara perpisahan, biarin anak-anak senang dulu, yang penting gurunya awasi," kata seorang warganet di kolom komentar sebuah unggahan video anak SD berjoget dan menyawer di Tulungagung.
"Kok sampai nyawer? Kurang edukasi soal batasan hiburan untuk anak-anak," timpal yang lain.
"Sekolah harus lebih tegas, jangan sampai budaya kurang pantas masuk ke dunia pendidikan," kata warganet lainnya lagi.