Peringatan ini menjadi bukti nyata betapa publik kini memiliki alat untuk menantang narasi sepihak dan menuntut akuntabilitas.
Tak hanya itu, terdapat pula penjelasan dari Grok, yakni AI milik X terhadap konten Divisi Humas Polri tersebut.
Sama seperti catatan komunitas X, Grok juga memperingatkan keterlibatan anggota Polri dalam sejumlah kasus pembunuhan.
Grok juga ikut memberikan penilaian terhadap video Polri tersebut yang berbasiskan AI.
Berikut 3 penilaian Grok terhadap unggahan Divisi Humas Polri tersebut:
- Teknis Seni: Visual dramatis dengan efek AI seperti sayap bercahaya menarik perhatian, mirip iklan global seperti Nike. Namun, penelitian menunjukkan iklan AI sering dianggap kurang autentik dan mudah dilupakan, berisiko mengurangi dampak.
- Etik: Iklan menggambarkan polisi sebagai pahlawan, tetapi bertentangan dengan laporan korupsi dan kekerasan polisi, berpotensi menyesatkan dan melanggar pedoman etik AI Indonesia yang menekankan kejujuran dan prevensi bahaya.
- Kenyataan Lapangan: Iklan menonjolkan peran pelindung, didukung beberapa aksi komunitas polisi di X. Namun, realitas korupsi dan ketidakpercayaan publik menciptakan kesenjangan, memicu skeptisisme terhadap narasi heroik. https://grok.com.