Suara.com - Penghasilan yang tidak menentu membuat para nelayan rentan terhadap berbagai risiko kerja. Karena itu mereka merasa jaminan kesehatan seperti program BPJS juga ingin dirasakannya.
Hal ini diakui seorang nelayan di wilayah Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang bernama Slamet Riyadi. Ia menyampaikan bahwa perlindungan sosial seperti BPJS Ketenagakerjaan sangat dibutuhkan oleh komunitas nelayan.
"BPJS sangat dibutuhkan. Penghasilan kami bergantung cuaca. Kalau cuaca buruk, bisa tidak melaut dan tidak ada pemasukan," ujar Slamet kepada wartawan, Rabu (25/6/2025).
Merespons hal itu, kini sebanyak 1.000 nelayan di wilayah tersebut menerima bantuan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan dari PT Pantai Indah Kapuk 2 Tbk (PIK 2).
Bantuan ini disalurkan melalui kerja sama dengan Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Masyarakat Nelayan Indonesia (DPD HMNI) Kabupaten Tangerang, dan diresmikan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU).
Pemerintah Kabupaten Tangerang menyambut baik langkah tersebut. Asisten II Bupati Tangerang, Syaifullah, menyebut kolaborasi ini sebagai bentuk sinergi antara sektor swasta dan pemerintah dalam meningkatkan perlindungan sosial bagi kelompok rentan.
Ketua Umum DPP HMNI, Brata Tridarma, turut mengapresiasi inisiatif itu.
"Kami harapkan manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat nelayan ke depan," ungkapnya.
Direktur Estate Management Agung Sedayu Group, Restu Mahesa, menegaskan bahwa program ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Baca Juga: Heboh Isu 'Pengkloningan' Imbas Wajah Jokowi Beda, Ikrar Nusa Bhakti: Dia Tak Berani Hadap Kamera
"Bantuan 1.000 BPJS ini diharapkan memberikan perlindungan kepada nelayan dalam menghadapi risiko kerja, serta jaminan hari tua," ujarnya.
Setiap musim hujan, Siti Kholifah tak pernah benar-benar tenang. Atap rumahnya bocor, dinding belakang mulai retak, dan lantai tanah di dalam rumah kerap becek. Di Desa Patramanggala, Kabupaten Tangerang, kondisi serupa dialami banyak warga. Harapan untuk memiliki rumah yang layak tinggal nyaris pupus.
Namun pada Mei 2025, sebagian dari mereka mulai melihat perubahan. Lewat program bantuan sosial yang menyasar hunian tidak layak, 31 rumah di desa itu direnovasi. Rumah-rumah tersebut kini berdiri lebih kokoh, dengan struktur yang memadai dan sanitasi yang lebih baik.
“Saya tidak menyangka bisa punya rumah seperti ini. Dulu kalau hujan, tidur pun tidak tenang,” ujar Siti, saat ditemui di sela peninjauan lokasi oleh tim pelaksana program, Selasa (13/5/2025).
Selain bedah rumah, program juga mencakup pembangunan turap di Desa Tanjung Pasir, bantuan sarana ibadah di Karang Anyar, serta pendirian Pos Gizi untuk penanganan stunting.
Namun yang paling mencolok bagi banyak keluarga adalah hadirnya bus sekolah gratis yang mulai dipersiapkan untuk anak-anak di wilayah Teluknaga, Pakuhaji, dan Sepatan. Dengan kendaraan ini, anak-anak dapat pergi ke sekolah tanpa harus bergantung pada ojek atau berjalan jauh.