Zohran Mamdani Calon Kuat Walkot New York, Benarkah Komunis dan Representasi Syiah?

Ferry Noviandi Suara.Com
Kamis, 26 Juni 2025 | 19:20 WIB
Zohran Mamdani Calon Kuat Walkot New York, Benarkah Komunis dan Representasi Syiah?
Zohran Mamdani Calon Walkot NYC, benarkah komunis dan representasi Syiah? [YouTube]

Suara.com - Zohran Mamdani secara mengejutkan memimpin pemilihan pendahuluan Partai Demokrat untuk jabatan Wali Kota New York.

Dengan perolehan 43,5 persen suara, dia unggul atas mantan Gubernur Andrew Cuomo yang meraih 36,4 persen suara.

Meski hasil resmi dari pemilu dengan sistem ranked choice voting baru akan diumumkan pekan depan, Cuomo telah mengakui kekalahan.

Kemenangan ini bukan hanya bersejarah karena Mamdani akan menjadi Muslim pertama yang menjabat sebagai wali kota New York jika terpilih pada pemilu umum November mendatang.

Ini juga menjadi simbol kebangkitan politik progresif dan minoritas di jantung kota terbesar Amerika Serikat.

Zohran Mamdani calon Wali Kota New York. [Instagram]
Zohran Mamdani calon Wali Kota New York. [Instagram]

Namun, di balik euforia para pendukungnya, anggota majelis negara bagian New York berusia 33 tahun ini juga diserang dari berbagai sisi.

Tuduhan "komunis" datang dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang menyebutnya sebagai "100 persen Communist Lunatic."

Dalam unggahannya di Truth Social, Trump terang-terangan mengejek penampilan dan suara Mamdani.

Orang nomor satu di negeri Paman Sam itu juga menyebut para pendukung politiknya, termasuk Alexandria Ocasio-Cortez dan Senator Chuck Schumer, sebagai bagian dari agenda ekstrem kiri.

Baca Juga: Abu Janda Tuding Felix Siauw dan 7 Figur Dakwah Lainnya Antek Israel Bermuka Dua, Siapa Saja?

Representasi Muslim dan Komunitas Marjinal

Zohran Mamdani calon Wali Kota New York. [Instagram]
Zohran Mamdani calon Wali Kota New York. [Instagram]

Mamdani adalah Muslim Syiah (Twelver Shia) dan aktif membangun koneksi dengan komunitas Muslim di New York.

Kampanyenya menyentuh masjid-masjid, menerjemahkan materi kampanye ke dalam berbagai bahasa, dan memanfaatkan jaringan pemuka agama untuk menjangkau pemilih.

Keberhasilannya dianggap sebagai bukti meningkatnya pengaruh politik komunitas Muslim Amerika.

"Komunitas kami hadir. Kami tidak hanya memobilisasi suara, tetapi juga gerakan," ujar Mohamed Gula dari Emgage Action.

Tokoh Muslim lainnya seperti Rep. Ilhan Omar turut merayakan kemenangan Mamdani.

"Terima kasih NYC karena tidak membiarkan para bigot dan miliarder korup menang," tulis Omar di platform X.

Isu Palestina dan Tuduhan Antisemitisme

Namun Mamdani juga menuai kritik keras, terutama dari kelompok pro-Israel.

Dalam kampanyenya, dia vokal menentang perang di Gaza, mendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).

Mamdani bahkan menyatakan akan menangkap PM Israel Benjamin Netanyahu jika berkunjung ke New York, mengacu pada surat perintah Mahkamah Pidana Internasional.

Zohran Mamdani calon Wali Kota New York. [Instagram]
Zohran Mamdani calon Wali Kota New York. [Instagram]

Sikap ini menuai kekhawatiran di tengah komunitas Yahudi New York. Seruan "From the river to the sea, Palestine will be free" yang tidak dikecam Mamdani dinilai sebagian pihak sebagai bentuk antisemitisme terselubung.

Republican Jewish Coalition bahkan menyerukan warga Yahudi untuk segera tinggalkan NYC.

Meski demikian, Mamdani tetap mendapat dukungan dari kelompok Yahudi progresif seperti Jewish Voice for Peace.

"Kemenangan ini menunjukkan bahwa politik lama yang rasis dan takut akan perubahan sudah tidak lagi relevan," ujar Beth Miller dari JVP Action.

Janji Politik Progresif

Sebagai seorang Democratic Socialist, Zohran Mamdani membawa platform kebijakan yang berani dan kontroversial di mata sebagian kalangan.

Zohran Mamdani calon Wali Kota New York. [Instagram]
Zohran Mamdani calon Wali Kota New York. [Instagram]

Dia berjanji akan membekukan kenaikan sewa bagi apartemen berstatus rent-stabilized dan menggratiskan tarif bus di seluruh kota.

Janji lainnya adalah mendirikan jaringan toko bahan pokok milik kota, serta mendanai program tersebut lewat pajak sebesar US$10 miliar terhadap kalangan kaya dan perusahaan besar

Agenda populis ini menarik dukungan besar dari kelas pekerja lintas lima distrik New York City.

Dalam pidato kemenangannya di Queens, Mamdani mengutip Nelson Mandela. "It always seems impossible until it’s done."

Dia menyampaikan rasa terima kasih kepada para pendukungnya yang, menurutnya, “membuat yang mustahil menjadi kenyataan.”

Terlepas dari tudingan komunis dan pro-Palestina, kemenangan Mamdani menjadi indikasi penting tentang arah politik New York.

Ini adalah peringatan bagi kaum konservatif, sekaligus peluang bagi minoritas untuk merebut panggung politik.

Kontributor : Chusnul Chotimah

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI