Suara.com - Ustaz Khalid Basalamah ramai diperbincangkan publik setelah dirinya diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus korupsi penambahan kuota haji tahun 2024.
Kasus ini mencuat setelah Pansus Angket Haji DPR RI menemukan sejumlah kejanggalan pada penyelenggaraan haji 2024. Salah satunya adalah pengalihan kuota haji reguler ke kuota haji khusus.
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu menyatakan bahwa kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
Di tahap penyelidikan ini, KPK memanggil Ustaz Khalid Basalamah sebagai saksi. Kapasitas Khalid sebagai pengusaha travel haji dan umrah yang mengetahui mengenai seluk beluk kuota haji khusus.
Ustaz Khalid Basalamah mengatakan statusnya bukanlah seorang tersangka dalam kasus dugaan korupsi kuota haji, melainkan diundang untuk memberikan informasi.
"Tapi yang perlu digarisbawahi, saya datang bukan sebagai tersangka, teman-teman sekalian. Kalau tersangka bukan begitu modelnya, antum sudah tahu pakai baju apa di KPK kan," jelasnya disambut tawa kecil para jamaah.
Menurut Khalid, kedatangannya adalah untuk membantu penyidik dengan memberikan informasi yang dibutuhkan, khususnya terkait pengalamannya sebagai praktisi di bidang travel haji dan umrah.
Karena itu, Ustaz Khalid Basalamah mengatakan dirinya tak ada hubungan apapun dengan kasus dugaan korupsi kuota haji yang sedang diusut.
"Jadi, gak ada hubungannya saya dengan korupsi itu. Jauh sekali, saya bukan Menteri Agama, saya bukan eks Menteri Agama dan saya bukan staf di Kementerian Agama yang mengurus semua ini," ujar Ustaz Khalid Basalamah.
Baca Juga: Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
Ustaz Khalid Basalamah lahir pada 1 Mei 1975 di Makassar, Sulawesi Selatan. Dia merupakan keturunan Arab dari Hadramaut, Yaman, dengan marga Basalamah.
Ayahnya bernama KH Zeed Basalamah lahir di Bone Sulsel sedangkan ibunya lahir di Surabaya, Jawa Timur. Sang ayah adalah ulama terkemuka di Makassar.
Sejak tahun 1990-an Zeed Basalamah mendirikan Yayasan Addaraen. Saat ini Yayasan Addaraen tercatat memiliki Pesantren (berdiri sejak awal), SMP, SMA, Klinik, dan Rumah Sakit Bersalin.
Pondok pesantren Addaraen yang diasuh Zeed Basalamah menggunakan kurikulum kitab-kitab Syafi'iyah dan tidak memungut biaya kepada para santrinya.
Menurut salah satu murid Zeed, Syarifuddin Liwang, sang guru menganut prinsip hidup majhulun fil ardi,walakin Masyhurun fi samaa'( tidak di kenal di bumi, tetapi terkenal di langit).